Barangkali benar bahwa dalam buku ini pembaca menemukan banyak hadis yang kurang kuat. Namun, pada saat yang sama, perlu diingat bahwa para pengumpul enam kitabhadis sahih, khususnya Bukhari dan Muslim, menyeleksi sekian ribu hadis dan, menurut para perawi terpercaya, kebanyakan tak terbukti berasal dari Nabi Saw tersambung hingga perawi yang bersangkutan, atau tidak terbukti memenuhi kriteria atau ketentuan yang ditetapkan bagi hadis sahih. Karena ingin bukti, banyak orang yang bersalah dibebaskan. Untuk itu, tidakdapat dikatakan bahwa semua orang yang dibebaskan tidak bersalah. Jadi, dalam perspektif inilah hadishadis dalam IhyĂąâ harus dinilai. Apabila Imam al-Ghazali tidak menemukan hadis-hadis itu dapat dipercaya, ia tidak akan memasukkannya dalam kitabnya. Edisi bahasa Indonesia ini diterjemahkan dari edisi bahasa Inggris, Imam Ghazaliâs Ihya Ulum-id-din (The Book of Religious Learnings), terbitan Islamic Book Services New Delhi, 2001, dengan merujuk pada sumber aslinya dalam bahasa Arab. Namun sebagaimana dalam edisi bahasa Inggris, beberapa argumen yang tidak perlu dari berbagai mazhab yang hidup seribuan tahun silam, sebagian materi yang tidak relevan lagi untuk masa sekarang, dan sebagian ucapan sejumlah ahli hikmah atau orang suci yang kurang dikenal tidak disertakan.