Bersahabat Dengan Kematian: Cara Cerdas Menghadapi Kematian

Sebuah SMS dari seorang sahabat,,

Asw tmn2, maaf ya klo agak random ^^

Sy Cuma punya feeling bakal mati muda dr dulu & makin menguat..

Itungannya entah bulan/tahun. Apapun respon/pikiran kalian dg sms ini,

tlg maafkan salah2 sy ya. Maaf belum bs baik sbg teman/peran sy lainnya.

Klo liat sy salah jg tlg jgn sungkan u/ngingettin, soalnya khawatir itu udh deket kematian sy jd khwtr suul khatimah.

Jzk, makasih, senang mengenal kalian^^

Saat saya menerima SMS tersebut, saya sedang asyik di depan laptop saya sendiri, asyik menghabiskan waktu untuk bermain game. Dan saya tercengang akan isi SMS tersebut, betapa sahabat saya senantiasa mawas diri untuk tersenyum menghadapi kematian yang PASTI akan dialaminya walau entah kapan itu. Mungkin saja ia didatangi kematian sedetik kemudian, semenit, sebulan, setahun kemudian, who knows? Tiada yang tahu semua itu.SMS-nya telah sukses menampar saya yang sedang berleha-leha di depan layar laptop saya.

Saya kemudian termenung oleh semua itu. Jujur saja, pada hari di mana sahabat saya telah menyatakan kesiapan untuk menghadapi kematian itu saya merefleksikan hal tersebut pada diri saya sendiri. Saya sadar sepenuhnya bahwa saya sama sekali belum siap apabila nyawa saya diambil hari itu juga. Saya malu, games yang saya nikmati saat itu pun serasa menjadi hambar. Hingar bingar musik pun terbujur kaku di hadapan bayangan kematian yang terasa membelai pundak. Hingga saya berpikir, apa yang telah saya pribadi siapkan untuk menjamu sang tamu agung, yaitu kematian?

Bermula dari keresahan seperti itulah akhirnya saya memutuskan untuk menuliskan bermacam tuang pikir saya tentang kematian dalam buku ini. Buku ini pun, khusus bagi saya pribadi, merupakan ajang bagi saya untuk merenungkan dan memaknai lebih dalam tentang makna kematian itu sendiri.Memang, sampai saat saya menulis ‘prakata’ ini, saya belum terlalu tahu apakah saya sudah siap atau tidak. Namun ini pun ajang pencarian sebuah makna kematian itu sendiri. Karena, entah mengapa, kuat keyakinan saya bahwa Allah menciptakan sesuatu dengan makna tersendiri yang sangat indah, termasuk kematian. Oleh sebab itu, tak berlebihan bila saya mengucapkan bahwa buku ini pun merupakan sebuah perjalanan tersendiri khususnya bagi saya selaku penulis.

Saya sadari, saya hanyalah manusia yang memiliki cara pandang tersendiri, yang mungkin orang lain belum tentu menyetujui cara berpikir saya ini. Sehingga, bermacam masukan tentu akan sangat saya terima dengan senang hati.

Saya pun mendedikasikan buku ini khusus kepada sahabat karib saya, Tanri.Bro, karena SMS-mulah buku ini terlahir.Semoga buku ini mampu terbit dan sampai di tanganmu dengan selamat sebelum ajal menjemputmu.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan buku ini, saya sangat berharap buku ini menjadi salah satu buku favorit Anda. Senantiasa mampu menarik sejuta hikmah dan inspirasi di dalamnya.

Cikatomas, 1 Juli 2011