Imam Ghazali menyoroti pentingnya kepemimpinan yang adil dan bijaksana. Dia menekankan bahwa penguasa harus memiliki sifat-sifat moral yang baik dan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Penguasa harus bertanggung jawab untuk memastikan keadilan, keamanan, dan kesejahteraan rakyatnya.
Imam Ghazali menekankan perlunya mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas. Penguasa harus memahami agama, hukum, dan etika sehingga mereka dapat membuat keputusan yang bijaksana dan adil. Mereka juga harus selalu belajar dan berkembang dalam pengetahuan mereka.
Penguasa diingatkan agar menjaga integritas diri dan menghindari godaan korupsi. Mereka harus berlaku jujur dan tegas dalam menjalankan tugas mereka serta tidak memanfaatkan kekuasaan untuk keuntungan pribadi.
Imam Ghazali menyarankan agar penguasa menjaga hubungan yang baik dengan para penasihat dan konsultan yang dapat memberikan nasihat dan saran yang jujur dan objektif. Menerima masukan dan mendengarkan pendapat beragam akan membantu penguasa dalam mengambil keputusan yang tepat.
Penguasa juga diingatkan untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan dan menghindari tindakan represif terhadap rakyatnya. Mereka harus memperlakukan rakyat dengan hormat dan memberikan kebebasan serta keadilan kepada semua warga negara.
Imam Ghazali menekankan pentingnya penguasa memimpin dengan teladan yang baik. Mereka harus menjadi contoh yang baik dalam hal moralitas, kesederhanaan, dan ketakwaan. Penguasa yang menjalankan tugasnya dengan kesalehan dan keteladanan akan mendapatkan rasa hormat dan dukungan dari rakyatnya.
Dalam bukunya, Imam Ghazali memberikan nasihat-nasihat praktis dan spiritual kepada para penguasa agar mereka dapat menjadi pemimpin yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan menjalankan tugas mereka dengan integritas, keadilan, dan kebijaksanaan, penguasa dapat menciptakan pemerintahan yang stabil dan kesejahteraan bagi rakyatnya.