WASHIYATUL MUSTHOFA: Wasiat Baginda Nabi SAW Kepada Sayyidina Ali Bin Abi Thalib

·
· Almuqsith Pustaka
5.0
4 reviews
Ebook
90
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Kitab Washiyatul Mushtofa yang ditulis oleh Syekh Asy-Sya’rani 500 tahun yang lalu ternyata masih tetap eksis dikaji di pondok pesantren nusantara hingga saat ini. Kitab ini berisi tentang wasiat Nabi Muhammad kepada menantunya, Ali Bin Abi Thalib yang membahas seputar kehidupan di dunia.

Nabi berwasiat kepada seluruh umat islam agar tidak terlalu larut pada kehidupan dunia, tapi juga harus senantiasa mengingat kehidupan di akhirat. Di dalam Kitab ini nabi juga berwasiat pada seluruh umat islam untuk menjauhi semua larangan Allah SWT dengan sebab serta alasan yang telah dituliskan oleh pengarang di dalam kitabnya.

Nah, dari sekian banyak model dan gaya penulisan kitab hadits, ada satu kitab yang cukup menarik untuk dikaji dan dipelajari bagi umat Islam, yakni Washiyat al-Musthofa li al-Imam Ali Karramallahu wajhah. Sebuah kitab yang menjelaskan tentang kumpulan wasiat-wasiat kanjeng nabi pada Sayyidina Ali Karramallahu wajhah.

Hingga hadits-hadits “pusaka” itu terkumpul dalam kitab washiyatul musthofa ini. Isi kitab ini diawali dengan pentingnya makan makanan halal, tentang wudhu dan shalat, puasa, sedekah, doa serta dzikir-dzikir, berkata jujur, taubat, menjaga lisan, malu, wara’, tercelanya dunia, keadaan-keadaan manusia, tanda-tanda kebaikan, tanda-tanda syirik serta wasiat-wasiat lainnya.

Kelebihan kitab ini adalah menggunakan bahasa yang ringkas, mudah dipahami dan tidak rumit. Sehingga cocok untuk dikaji untuk tugas akhir, khataman ramadhan hingga kajian kitab bagi pemula.

Sedangkan kekurangannya adalah pembahasan tidak begitu mendalam, bab yang ada di dalamnya terkadang ada pengulangan seperti bab do’a. Pembahasan tentang doa di awal kitab telah disebutkan oleh pengarang, tapi ketika membuka lembaran-lembaran berikutnya, kita akan menjumpai bab “do’a” lagi.

Pada akhirnya, bagaimanapun uraian yang telah saya uraikan, kitab ini sangat perlu dan penting untuk dikaji. Dengan ilmu yang ada di dalamnya, kita diharapkan semakin menjadi pibadi yang mengamalkan ajaran-ajaran nabi.

Ratings and reviews

5.0
4 reviews
Usman Mahmud
August 25, 2024
jättebra
Did you find this helpful?
Sunaryo Sunaryo
August 23, 2024
penulis memiliki keilmuan yang patut dihargai
Did you find this helpful?

About the author

Nama lengkapnya adalah Abdul Wahhāb Ibn ‘Ali Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Musa asy-Sya’rānī al-Anṣari asy-Syafi’i. Pengarang kitab Waṣiyyah al-Muṣṭafā ini masih keturunan Rasulullah SAW. Asy-Sya’rānī Sya’rānī mempunyai silsilah keturunan dari Muhammad bin al-Hanafiah bin Ali bin Abi Ṭalib. Asy-Sya’rānī sendiri adalah keturunan kesembilan belas setelah Ali bin Abi Ṭalib.

Asy-Sya’rānī adalah seorang sufi asal Mesir dan juga ahli fiqih Syafi’i. Keterangan lain menjelaskan ia adalah seorang ahli fiqih perbandingan Hanafi bukan Syafi’i. Namun, ada penjelasan selanjutnya yang mengatakan bahwa ia menganut Asy’ariyah dalam teologinya dan Syafi’i dalam mazhabnya dan banyak menulis buku-buku tentang fiqih dan tasawuf.

Asy-Sya’rānī lahir pada tanggal 27 Ramadhan tahun 898 H/1493 M di daerah Qalsyafandah (Mesir), sebuah desa kakek dari ibunya, kemudian setelah empat puluh hari dari kelahirannya, ia pindah ke desa ayahnya, daerah irigasi Abi Sya’rah, pada daerah itulah beliau dinisbatkan, maka ia terkenal dengan julukan asy-Sya’rānī.

Pada usia yang masih sangat belia, asy-Sya’rānī telah ditinggal mati oleh ayahnya. Setelah itu, asy-Sya’rānī masih kecil dirawat oleh seorang paman yang shalih dan ahli ibadah. Sang paman yang shalih selalu membimbing kemenakannya untuk selalu hidup dalam keshalihan dan ketaatan kepada Tuhan. Dari hasil didikan seorang paman yang taat ini, bukan sesuatu yang mengherankan jika asy-Sya’rānī semenjak kecilnya, merupakan seorang anak yang terkenal akan ibadah dan pengabdiannya kepada Allah SWT.

Semenjak usia delapan tahun, dia telah terbiasa melakukan shalat malam, dengan menenggelamkan diri dalam dzikir-dzikir yang mengagumkan. Keyatiman yang ia alami, tidak menjadikan dirinya berkembang sebagai anak yang hidup dalam keputusasaan dengan tanpa harapan.

Semenjak kecil, ia telah menyakini dalam hatinya yang paling dalam, bahwa Allah SWT telah menjaganya dari sifat keberagamaan yang lemah, sebagaimana Allah SWT telah menjaga dirinya dari perbuatan yang tercela dan hina. Bahkan dalam hatinya, dia juga percaya bahwa Allah SWT telah memberikan kepada dirinya kecerdasan yang bisa dijadikan pisau dalam memahami semua keilmuan dengan benar, yang sekaligus mampu memahami semua kerumitan-kerumitan yang ada.


BAHRUDIN ACHMAD, lahir di Bekasi, Jawa Barat. Alumni Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya di bawah asuhan KH. Moch Ilyas Ruhiat. Mendirikan Yayasan Al-Muqsith Bekasi, lembaga kajian Bahasa, Sastra, Budaya, dan KeIslaman (2016 - sekarang).

Selain itu, penulis juga menerbitkan ePustaka Karya Ulama Nusantara, sebuah program digitalisasi Karya-Karya Ulama Nusantara yang dikemas dalam aplikasi desktop. Yayasan Al-Muqsith Bekasi (2018). Dan ePustaka Khazanah Tafsir Al-Qur’an, sebuah program digitalisasi yang berisi ratusan karya ulama dalam bidang Tafsir, Ushul Tafsir, Mu’jam, Qamus, dan Mausyu’ah, yang dbabikemas dalam aplikasi desktop. Yayasan Al-Muqsith Bekasi (2018).


Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.