Tak hanya dalam bidang medis, buku ini juga menguraikan penggunaan nanopartikel perak dalam sektor lingkungan.Kemampuannya dalam mengurangi polusi air dan udara serta mendukung teknologi ramah lingkungan menjadi sorotan utama. Teknologi ini memiliki potensi untuk mengatasi masalah lingkungan global dengan cara yang efisien dan berkelanjutan.
Perempuan kelahiran Yogyakarta 4 Mei 1962 ini menempuh pendidikan dasar sampai sarjananya di kota kelahirannya. Lulus dari Jurusan Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada, Iryanti Eka Suprihatin merantau ke Bali guna menerapkan ilmunya di FMIPA Universitas Udayana tahun 1988. Enam tahun kemudian dia berangkat ke Australia menunaikan tugas belajar di Flinders University sampai tahun 1996 dengan menambah gelar MSc. Kembali bertugas sebagai dosen di Prodi Kimia selama dua tahun, keinginan memperdalam ilmunya di bidang kimia lingkungan kembali memanggil, maka dia berangkat lagi ke Australia ke kampus lamanya. Tahun 2004 pulang membawa gelar PhD dari Flinders University dan kembali menularkan pengetahuannya kepada mahasiswanya di Universitas Udayana. Kesempatan bernostalgia ke kampusnya di Australia kembali datang ketika dia memperoleh beasiswa PostDoc tahun 2010. Sekembalinya dari sana, sampai kini setia mendampingi mahasiswa berkutat dengan permasalahan limbah tekstil. Fokusnya selama enam tahun terakhir adalah pada pencarian fotokatalis berbahan baku sumber daya alam lokal, termasuk nanopartikel yang disintesis secara ramah lingkungan.
Tahun 1968 Ida Ayu Gede Widihati dilahirkan di Bangli. Setamat SMA di kotanya, Dayu Widihati menempuh kuliah di Prodi Kimia FMIPA Universitas Udayana dan berhasil lulus pada 1994, kemudian tahun 1996 menjadi dosen di tempatnya menuntut ilmu. Kesempatan melanjutkan pendidikannya dia ambil di Program Magister Kimia Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, dan gelar MSi diraihnya pada 2002. Kembali mengajar selama lebih dari sepuluh tahun sebelum akhirnya dia memutuskan memperdalam ilmu di Prodi Ilmu Alam Dasar Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana. Gelar Doktor dia raih tahun 2018, memperkuat kemampuannya mengajar dan membimbing mahasiswa serta meneliti dalam bidang nanopartikel. Hampir semua publikasinya tidak jauh-jauh dari bidang ini sampai sekarang.
Ni Gusti Ayu Made Dwi Adhi Suastuti lahir di Tabanan 10 April 1966. Lulus dari SMA Swastiastu Denpasar, Dwi kuliah di PS Teknologi Pertanian Udayana dan menamatkannya pada tahun 1990. Setahun kemudian dia sudah menjadi dosen di Jurusan Kimia FMIPA di universitas yang sama. Jenjang magisternya ditempuh di Institut Teknologi Bogor, lulus tahun 1998 dari Prodi Teknologi Industri Pertanian. Sekembalinya dari Bogor, perhatiannya tertuju pada pemanfaatan hasil samping industri pertanian untuk mengatasi permasalahan lingkungan oleh berbagai limbah industri terutama pencelupan dan domestik. Bersama para mahasiswa bimbingannya, penelitiannya konsisten untuk meremediasi perairan di Denpasar dan sekitarnya.
Gusti Ayu Dewi Lestari dilahirkan di Mataram, Lombok, 19 Februari 1987. Tahun 2010 Ayu sudah meraih gelar Apoteker dari Fakultas Farmasi Universitas Surabaya. Kesibukannya sebagai apoteker tidak menyurutkan langkahnya untuk melanjutkan pendidikannya. Karena tertantang untuk berbagi ilmu dengan mahasiswa, maka untuk memenuhi persyaratan, dia menempuh jalur Magister Kimia Terapan di Pasca Sarjana Universitas Udayana. Setamat S2 Ayu langsung menjadi dosen di Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha Denpasar. Ilmu kimia terapannya dia manfaatkan dan kembangkan dalam mencari terobosan baru untuk pengobatan menggunakan teknologi nano. Fokusnya tertuju pada nanopartikel logam yang mempunyai aktivitas anti bakteri seperti perak dan emas.