Fayya, 17 tahun, sangat sering bermimpi. Tidurnya selalu dipenuhi mimpi. Elvin, cowok yang ditaksirnya pun beberapa kali datang dalam mimpinya. Fayya yang senang menulis malah menganggap mimpi-mimpinya itu sebagai sumber inspirasi. Namun, lama-kelamaan Fayya mulai terganggu karena beberapa mimpi datang berulang-ulang dan bahkan satu per satu menjadi kenyataan. Fayya mulai panik ketika berkali-kali mimpi Elvin pamit untuk pergi jauh. Diam-diam Fayya mencari tahu tentang mimpi. Ia yakin, pasti ada penjelasan ilmiah di balik sebuah mimpi. Dari pencariannya itu Fayya tahu bahwa para ahli psikologi telah lama membahas mimpi. Mimpi-mimpi Fayya bukan sekadar bunga tidur. Mimpi-mimpinya adalah gambaran masa depan. Mimpi-mimpinya adalah gambaran yang ia dapatkan ketika sukmanya terlepas dari badan saat ia tengah tidur pulas.