Konstruksi tersebut menguat karena para penerbit besar tersebut memiliki media siar berupa media cetak kertas sebelumnya dan kini media digital dengan sistem journal indexing secara website. Para penerbit besar di Bumi tersebut menyebarkan dominasi informasi mereka melintasi negara lainnya melalui dominasi media cetak dan media digital yang mengakibatkan negara-negara yang kurang maju dan terbelakang cara berpikirnya menjadi korban ideologi dari komodifikasi journal indexing tersebut, ini yang disebut dengan nama hegemoni di masa ini. Korban ini terjadi karena orang-orang di negara terbelakang merasa inferior, tidak percaya diri, dan merasa tertinggal, oleh karenanya timbul keinginan yaitu bila dapat bergabung dalam jurnal indexing tersebut maka negara-negara berkembang ini “merasa” menjadi setara dengan negara yang sudah maju.
Orang-orang di negara terbelakang ini menjadi budak informasi dan hegemoni dari dominasi informasi negara-negara maju, penulis menyebut hal ini dengan istilah hegemony information slaves dan penulis singkat menjadi hegeformaslave untuk kata sifatnya, untuk kata kerjanya menjadi hegeformaslaving, dan pelakunya disebut dengan nama hegeformaslaver untuk satu orang, menjadi hegeformaslavers untuk pelaku lebih dari satu orang, sedangkan korbannya disebut dengan nama hegeformaslave untuk penyebutan satu orang kemudian hegeformaslaves untuk penyebutan lebih dari satu orang, sistemnya disebut dengan nama hegeformaslavery.
M.S. Gumelar
Instagram: @bubblegumelar
Twitter: @MSGumelar @Bubblegumelar