"Mmm, menurut Abang sebagai seorang kurir ... anggaplah seperti barang dalam paketan. Barang di dalamnya itu seperti cinta yang harus dijaga, sementara alur pengiriman itu seperti proses mendapat jodoh. Sudah ada alamatnya, perkiraan waktu ekspedisi, dan diskripsi barang. Jadi, sudah jelas ya, seperti jodoh yang juga jelas tertulis di lauhulmahfuz.
Hanya saja kadang dalam pengirimannya tak melulu berjalan mulus, sering kali banyak rintangan bahkan salah alamat pun biasa, tapi pasti akan dikirim lagi ke alamat yang benar. Begitu juga Allah, Ia yang Maha, tentu memiliki cara yang lebih unggul ketimbang kemampuan manusia dalam mengatur dan mempertemukan sesuatu."
Sela, seorang gadis desa yang menjabat sebagai jomlo kedaluwarsa, karena santet gantung waris membuatnya sulit mendapat jodoh. Akankah dia bisa terlepas dari santet itu dengan cara berhijrah dan bertaubat? Lalu, bisakah dia mendapat hati Bang kurir, seorang pengantar barang yang sangat dia kagumi?
Jumiia Habiibii, merupakan nama pena dari penulis. Bukan lagi jomlo, tetapi ibu rumahtangga. Menurutnya membaca merupakan kebutuhan dan menulis adalah salah satu cara memenuhi kebutuhan tersebut.
Wanita yang lahir di Cilacap, 25 Oktober 1996 itu bertekad untuk selalu menggoreskan penanya. Pernah bersekolah di SDN Cinyawang 01, SMPN Patimuan 01, SMA Patimuan 01. Kini tinggal di Pangandaran, Jawa barat.
Karya lain dari penulis yaitu novel dengan judul Perjuangan Cinta Sang Ratu dan Qothrotur Rohmah. Penulis bisa dihubungi di akun media sosialnya dengan nama @Jumiia_Habiibii
~~~
"Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah."
(Imam Ghozali)