Untuk Anda yang masih kesulitan membedakan kamma dengan buahnya maka bab Kamma: Analisis Lebih Jauh akan mencerahkan. Penjelasan tentang Saṃsāra membawa kita menuju alam-alam di mana kamma tercipta dan dipanen buahnya. Bab Empat Klasifikasi Kamma membantu Anda memahami fungsi, urutan, tempat dan waktu kematangan buah kamma. Tidak semua kamma harus berbuah; melalui Kondisi-Kondisi untuk Kematangan Kamma kita diajarkan cara untuk menciptakan keadaan yang dapat menyuburkan benih kamma baik hingga berbuah. Di akhir dari buku ini kita akan menemukan penjelasan tentang cara untuk mengakhiri pusaran saṃsāra yaitu dengan melampaui kamma.
Dari awal sampai akhir, Ashin Kheminda berusaha untuk menguak misteri kehidupan, dimulai dengan menceritakan bagaimana peranan hukum kamma dan batin dalam menentukan kebahagiaan dan penderitaan kita, bagaimana mereka membuat tiap makhluk di 31 alam kehidupan ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda, semuanya tertuang dengan sangat detail di bab-bab awal buku ini.
Judul Buku: KAMMA - Pusaran Kelahiran & Kematian Tanpa Awal
Penulis: Ashin Kheminda
ISBN: 978-623-94011-0-8
Transkriptor: Cacang Sanusi, Elianti, Erni, Magdalena
Tabel: Pranoto Djojohadikoesoemo
Penyunting: Feronica Laksana, Magdalena Wartono
Design Sampul: Andries M. Halim
Penata Letak & Grafik: Ary Wibowo
Penerbit:
Yayasan Dhammavihari
Redaksi:
Yayasan Dhammavihari
Rukan Sedayu Square Blok N 15-19
Jl. Outer Ring Road, Lingkar Luar
Jakarta Barat 11730
Cetakan II, Februari 2020
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Buku ini dipublikasikan hanya untuk dibagikan secara GRATIS dan TIDAK UNTUK DIJUAL.Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi penerbit.
Untuk donasi penerbitan buku-buku DHAMMAVIHĀRĪ BUDDHIST STUDIES, dapat dilakukan melalui transfer ke rekening:
Yayasan Dhammavihari
Bank BCA: 6275 19 19 18
dengan menambahkan angka 3 dari nilai yang ditransfer.
Contoh Rp 200.003,-
Dana Anda berapa pun besarnya, akan bermanfaat bagi penyebaran Dhamma.
Buddhasāsanaṃ Ciraṃ Tiṭṭhatu
Semoga Ajaran Buddha Bertahan Lama
Sādhu ... sādhu... sādhu
Tags:
karma agama buddha buddhis buddhisme buddhist buddhism reinkarnasi meditasi
BIOGRAFI ASHIN KHEMINDA
Lahir dari sebuah keluarga non Buddhis di Semarang, Ashin Kheminda baru mengenal ajaran Buddha secara tidak sengaja pada dekade kedua kehidupannya. Berawal darisifat “pemberontak”, serta ketidak-sukaannya pada keterikatan, beliau mulai tertarik dengan berbagai ajaran spiritual sejak masih muda. Jiwa pemberontaknya mulai berkembang sejak beliau duduk di bangku SMA. Di masa-masa inilah, sifat fanatik yang menganggap agama sendiri yang paling baik berangsur-angsur lenyap setelah beliau melihat bahwa agama yang lain juga menawarkan banyak kebaikan.
Pada satu masa di dalam kehidupannya, beliau mulai merasakan bahwa kehidupan ini sangat tidak memuaskan. Hal ini membuatnya mencari jalan keluar yang tidak biasa yaitu mulai menekuni meditasi atau lebih tepatnya pertapaan sesuai aliran spiritual Kejawen. Pertemuannya dengan ajaran Buddha terjadi pada saat beliau bertapa di Alas (Hutan) Ketonggo, Ngawi, Jawa Timur. Di sana, secara tidak sengaja, beliau bertemu dengan guru Buddhisnya yang pertama yang kemudian mengajarkannya meditasi dengan menggunakan objek kasiṇa api sampai akhirnya beliau mengalami pengalaman, kebahagiaan dan kedamaian yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya.
Ketertarikan yang amat sangat akan meditasi, akhirnya membuat beliau memutuskan untuk mencari guru ke pusat-pusat meditasi, mulai dari Thailand, Dharamsala - India, hingga akhirnya berlabuh di Myanmar. Di Myanmar inilah Ashin Kheminda memutuskan untuk menjadi bhikkhu dan ditahbiskan pada tahun 2004 oleh Sayardaw Jaṭila Mahāthera.
Ashin Kheminda kemudian mengambil gelar Bachelor di ITBMU (The International Theravāda Buddhist Missionary University of Yangon) dan memperoleh medali emas sebagai lulusan terbaik. Pengalaman mengajarkan Abhidhamma sudah dimulai saat beliau masih belajar di universitas ini, atas permintaan dari para bhikkhu, bhikkhuṇī dan sayalay yang merupakan teman kuliah dan adik kelasnya, beliau mengajarkan Abhidhamma kepada mereka di luar jam kuliah.
Sebagai lulusan terbaik pada tahun 2008, kemudian beliau diundang untuk mengajar Abhidhamma dan meditasi di Singapura sambil menyelesaikan pendidikan S2-nya di The Graduate School of Buddhist Studies di Singapura.
Ashin Kheminda menyadari kurangnya pemahaman dan implementasi Tipiṭaka di Indonesia secara menyeluruh, oleh karena itulah beliau memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mengabdikan diri untuk perkembangan Buddhisme melalui jalur pendidikan Buddhis yang mengacu kepada Tipiṭaka dan kitab-kitab komentarnya. Pada tanggal 1 Oktober 2015, beliau mendirikan Dhammavihārī Buddhist Studies (DBS) sekaligus sebagai spiritual patrón. DBS adalah sebuah Pusat Pendidikan Buddhis terpadu yang beliau sebut sebagai “a-One-Stop Dhamma-House” yang menawarkan program-program pendidikan Buddhis secara terstruktur untuk semua usia dari kanak-kanak sampai dewasa seperti Kelas Abhidhamma, meditasi, Pariyatti Sāsana untuk dewasa dan kelas-kelas Dhammānusārī (Sekolah Minggu) untuk anak-anak dan remaja, serta program Pabbajjā yang diadakan setiap akhir tahun.
Beliau aktif menyebarkan Sutta melalui kelas Pariyatti Sāsana dan pembelajaran Abhidhamma melalui dhamma talk ringan berjudul Abhidhamma Made Easy (AME) hingga kelas-kelas Abhidhamma yang terstruktur, sistematis dan akademis serta berpedoman pada kitab induk dan kitab-kitab komentarnya. Ceramah-ceramah beliau secara rutin ditayangkan melalui Dhammavihari Youtube channel agar dapat menjangkau umat di berbagai belahan bumi sehingga semakin banyak umat yang mendapatkan pengetahuan dan manfaat dari ajaran Buddha yang indah ini. Beliau juga merupakan bhikkhu yang pertama kali memperkenalkan perayaan Hari Abhidhamma di tahun 2012 di Jakarta, Indonesia dan sampai saat ini tetap rutin dirayakan setiap tahunnya.