“Tuh lihat sepupumu, mereka semua dapat suami kaya dan juga tampan. Sudah dibuatkan rumah, walaupun masih ukuran kecil dan sederhana, setidaknya sudah tidak menumpang lagi di rumah orang tua ataupun mertua.” Kokom membanggakan menantunya. Ia menekankan setiap ucapannya.
“Sudah, Bude? Sudah selesai menghina suamiku? Itu ada pintu, Bude bisa melewatinya untuk pulang.” Lestari menunjuk ke arah pintu dengan wajah kesal.
“Kamu berani mengusirku, Lestari? Percuma berpendidikan tinggi, tapi enggak punya sopan santun. Kamu itu seharusnya bisa menghormati yang lebih tua. Dasar enggak punya adab! Percuma kuliah dibiayai mahal-mahal, kalau ujungnya kayak anak enggak berpendidikan.”