KURMA BUAT MAK
Om denne e-bog
Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmatnya antologi puisi yang berjudul; “Kurma Buat Mak” ini terbit. Kumpulan puisi ini penulis buat dalam kurun waktu Mei 2020 sampai dengan Juli 2020, yang kita ketahui bersama masih dalam kondisi pandemi covid-19 yang melanda negeri ini.
Berat memang harus menjalani hari-hari dengan bayang-bayang pandemi, namuntetap saja kita harus bangkit dan berdaya untuk melanjutkan hidup. Saya pribadi menulis puisi ini untuk mencurahkan isi hati, juga sebagai bukti bahwa kita tetap bisa berkarya meski dalam kondisi pandemi.
Kita ketahui bersama bahwa puisi merupakan sarana untuk mengekspresikan diri, baik itu saat senang juga saat susah. Puisi juga dapat digunakan sebagai pelipur lara, sehingga bisa membuat para pembacanya tersenyum. Tak sampai pada titik itu, penulis juga berharap lahirnya antologi puisi berjudul; “Kurma Buat Mak” ini dapat memberikan warnabaru kepada para penyair lain, untuk juga melahirkan karya-karyanya meski dalam kondisi pandemi.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penerbitan antologi puisi ini.
Yogyakarta, 08 Agustus 2020
Umi Nurhayati
Bedømmelser og anmeldelser
Om forfatteren
Umi Nurhayati, lahir pada tanggal 12 Oktober 1990 di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Alumni S1 Aqidah Dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2014), S2 Interdisiplinary Islamic Studies UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta(2018). Saat ini selain sebagai peneliti dan penulis, dalam keseharian ia disibukan dengan kegiatan mengajar di SMA Dharma Amiluhur Bantul Yogyakarta, serta merupakan Tenaga Kependidikan di TK ABA AL-ISHLAH Yogyakarta. Jejak bisa ditemukan di akun instagram @hayatikemuning9032 dan akun facebook @Noorhayati Umi. “Bicara logika bicara akal, bicara akal bicara rasional, bicara rasional bicara kenyataan, bicara kenyataan bicara fakta, bicara fakta bicara kejadian, bicara kejadian bicara pengindraan, bicara pengindraan bicara kesyukuran, bicara kesyukuran bicara Allah. Maka dengan itu, selalu libatkan Tuhan dalam setiap aktivitasmu.”
