SENAPATI PANJI NANDAKA
PENULIS: KUSYOTO
ISBN: 978-602-443-441-0
Penerbit : Guepedia Publisher
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : 208 halaman
Sinopsis:
“Kadang kita lupa bersyukur, menyia-nyiakan apa yang sudah diraih dengan susah payah sementara orang lain begitu mengharapkannya.”
Dalam tahun 992 Sri Baginda Darmawangsa Teguh mengutus Senapati Panji Nandaka memimpin pasukan elit Medang Kamulan menyerang Sriwijaya sekaligus menangkap seorang prajurit Medang yang mangkir dari kesatuannya dan disinyalir bergabung dengan Kerajaan termasyhur di Kepulauan Suwarna Bhumi pada masa itu, sayang usaha itu gagal, sebagai konsekuensi Sang Senapati harus menjalani hukuman ‘Lumampah ing bhumi’ atau mengembara sampai Sang Prabu Darmawangsa Teguh memanggilnya kembali.
Dalam menjalankan hukuman, salah satu simpul cakra yang dimiliki Sang Senapati harus rela disegel oleh Nyai Tenung Ireng penguasa rawa Onom selaksa bala yang mengakibatkan pemuda gagah itu tidak mampu lagi mengeluarkan jurus andalannya ‘Seratus sebelas sinar pedang’ hal itu sebagai tebusan atau ganti rugi karena puluhan buaya peliharaan tokoh sakti pulau Andalas itu tewas oleh jurus pembuka sebelas sinar pedang milik Senapati Medang tersebut atau sisa anak buahnya menjadi tumbal, sebagai seorang kesatria yang memegang teguh prinsip jalan pedang Senapati Panji Nandaka memilih jurus pamungkasnya disegel.
Kekrisuhan pun semakin menjadi manakala beberapa tokoh aliran hitam bersekutu dengan Prabu Aji Wurawuri terus memburu keberadaan sang pewaris tahta Medang Kamulan, ditambah lagi rongrongan seorang penganut ilmu sesat Dayu Datu dari pecantilan Girah yang kelak ditabalkan sebagai Ratu Sakti Calon Arang. Lalu apa yang akan terjadi dengan Sang Senapati?
Simaklah suguhan drama kehidupan nan penuh trik, intrik, perebutan kekuasaan, taktik serta strategi jitu dan juga tidak ketinggalan kisah asmara mengharu biru dari beberapa tokohnya yang dibeber apik dalam sebuah novel ini dan jadilah saksi akan kekuatan cinta yang akan mengubah tatanan sebuah peradaban, sebab tindakan yang kita lakukan tidak selamanya memerlukan sebuah alasan, selamat membaca.