Melalui novel ini, saya ingin mengajak pembaca untuk mengenal lebih dekat sosok Ken Arok, tidak hanya sebagai raja pertama Singa-sari, tetapi juga sebagai manusia dengan segala ke-kuatan dan kelemahannya. Dari masa kecilnya yang penuh liku, pengabdiannya di bawah Tunggul Ametung, hingga pembunuhan yang ia lakukan demi mencapai ke-kuasaan, kisah ini mengha-dirkan konflik batin yang dalam antara ambisi pribadi dan takdir yang ditentukan oleh para dewa.
Sejarah memang selalu pe-nuh misteri dan interpretasi, dan dalam novel ini, saya mencoba menyajikan sudut pandang yang lebih personal dari tokoh utama. Bagaimana perasaan dan pikirannya ke-tika berhadapan dengan ke-putusan-keputusan besar da-lam hidupnya? Bagaimana ia menghadapi kutukan Mpu Gandring yang terus meng-hantuinya sampai akhir ha-yat?
Novel ini dibagi menjadi 16 bab yang menggambarkan perjalanan hidup Ken Arok secara kronologis, dari awal kehidupan hingga akhir tra-gisnya di tangan Anusapati, anak tiri yang penuh dendam. Setiap bab dirancang untuk menyoroti momen-momen penting yang membentuk perjalanan Ken Arok, serta memperlihatkan bagaimana kekuasaan, meski didapat de-ngan darah, selalu menuntut korban lebih lanjut.
Akhir kata, saya berharap novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk merenungkan makna kekua-saan, takdir, dan karma yang tak terhindarkan. Terima ka-sih kepada semua pihak yang telah mendukung penulisan novel ini, dan kepada para pembaca yang telah melu-angkan waktu untuk mengi-kuti perjalanan Ken Arok.
Selamat membaca, dan semoga kisah ini membawa manfaat dan pencerahan.
Penulis, tinggal di Singosari, di Kabupaten