Kampus (Belum) Merdeka
Par šo e-grāmatu
Ada harapan agar gagasan dan kritik sosial pendidikan yang terkumpulkan dalam buku Kampus (Belum) Merdeka menjadi potret bagi pemegang kebijakan untuk merefleksikan diri terhadap apa yang telah digariskan. Substansi buku ini sangat sederhana, yakni bahwa persoalan pendidikan tinggi bukan hanya menjadi kewajiban dan tanggung jawab pemerintah, melainkan juga menjadi tanggung jawab masyarakat semua.
Namun, perlu dicermati pula bahwa rakyat butuh pendidikan tinggi yang sederhana, tetapi memiliki semangat yang substansial dalam menata pendidikan tinggi. Rakyat butuh pemimpin pendidikan tinggi yang mendengarkan keluh kesahnya, tanpa harus bertele-tele melalui berbagai politisasi hingga birokratisasi pendidikan.
Di sinilah, rakyat berharap adanya perubahan yang signifikan atas kebijakan pendidikan tinggi yang memiliki nafas kerakyatan, mempunyai roh yang berkearifan lokal, tetapi memiliki semangat untuk bertarung ke ranah global.
Par autoru
Dr. Bramastia, M.Pd. Lahir 14 Oktober 1979 di Surakarta. Penulis pindah ke Boyolali saat usianya masih kecil dan menetap di kota tersebut sampai sekarang. Di kota tersebut pula, penulis menempuh Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Selanjutnya, mengambil Jurusan Program S-1 Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta (2003), Prodi S-2 Pendidikan Sains Pascasarjana UNS Surakarta (2010), dan terakhir lulus kuliah Doktoral Ilmu Pendidikan Pascasarjana UNS Surakarta (2018). Saat ini sebagai Dosen Tetap Program Studi S-2 Pendidikan Sains Pascasarjana FKIP dan aktif di Pusat Studi Pengamalan Pancasila (PSPP) UNS Surakarta.
Penulis aktif menyoroti kebijakan pendidikan di Tanah Air pasca-era Reformasi hingga saat ini. Tulisan penulis di berbagai media selalu tajam dengan analisis solutif tentang kebijakan pemerintah dalam kebijakan pendidikan yang sering kali menjadi buah simalakama. Realitas itulah yang menggugah penulis untuk membuat bunga rampai tulisan yang selama ini berserakan menjadi sebuah buku. Ada secercah harapan, melalui bunga rampai, dapat menjadi tawaran solutif terhadap persoalan dunia pendidikan di Tanah Air.
Ketajaman insting pendidikan merupakan salah satu yang membuat penulis terus-menerus menorehkan penanya untuk menulis analisis, opini, wacana, atau gagasan. Berbagai karya dari penulis tersebar di berbagai surat kabar, baik harian lokal maupun nasional. Analisis, opini, wacana, dan gagasan penulis telah tertorehkan pada sejumlah media, seperti Kompas, Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, Koran Sindo, Kedaulatan Rakyat, Jawa Pos, Suara Karya, Surabaya Pos, Banjarmasin Post, Suara Merdeka, Solopos, Harian Jogja, Joglosemar, Radar Lampung, serta media online lainnya.
