Hilman sosok laki-laki yang tidak bisa ditebak, ada kalanya dia datang dengan senyuman lebar, namun keesokan harinya hilang tanpa kabar. Kanya kembali frustrasi, ia takut kalau Hilman sama seperti dua laki-laki sebelumnya, namun orang-orang sekitarnya meyakinkan kalau Hilman berbeda, dan keyakinan hatinya pun mengatakan demikian.
“Menurut Abang, Kanya gimana?” tanya Kanya.
“Kanya itu enak diajak ngobol, pinter, mandiri,” jawab Hilman.
“Udah itu aja?”
“Oh satu lagi. Kanya baik.”
“Tanpa tapi?”
“Iya. Kanya baik, tanpa tapi.”