Lebih dari separuh usia, saya abdikan untuk Angkatan Laut. Selama berdinas di TNI AL, saya lebih sering mengisi hari-hari saya, berada di atas kapal perang dan berurusan dengan serbaneka persoalan keamanan maritim. Jadi, saya memang bertumbuh kembang bersama KRI-KRI tempat saya bertugas. Disanalah saya di tempa dan belajar dari banyak hal.
Dua rekam jejak pembebasan sandera pembajakan kapal, yakni kalal MT Pematang milik PT Pertamina yang di bajak anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada pertengahan juni 2004, serta kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia yang dibajak perompak Somalia pada pertengahan maret 2011, sengaja saya kisahkan dalam buku ini.
Saya meramu aksi pembebasan sandera dengan implementasi diplomatis tentang kemampuan Negara Pantai, terutama Indonesia, yang mampu mengamankan Selat Malaka serta menuliskan aksi tempur Satgas Duta Samudera di Somalia, secara detail, lebih dari yang di ketahui publik, sebelumnya.
Dua perjalanan penting hidup saya tersebut lantss bermuara pada kepemimpinan Maritim dan Visi Kebangsaan yang mewakili rekomendasi saya atas tekad Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia.
Kepemimpinan maritim sangatlah relevan, terutama untuk mengolah sumberdaya laut yang senyatanya sangat melimpah untuk kesejahteraan Rakyat Indonesia. kesejahteraan yang mampu mewakili kekayaan batin, bukan hanya tampak luar. kesejahteraan yang akan menginisiasi perubahan masif Rakyat Indonesia, dengan laut sebagai tumpuan utamanya.
“Buku ini saya dedikasikan kepada segenap Rakyat Indonesia, terutama generasi penerus bangsa. Mari berdoa, Indonesia yang sejahtera dari sumberdaya kemaritimannya, sungguh-sungguh terjadi