Buku Pengembangan Kapasitas Guru ini memaparkan berbagai bentuk program pengembangan kapasitas guru yang bisa dilakukan oleh sekolah. Uraian secara lugas pada setiap bab diperkaya dengan beberapa teori terkait pengajaran serta cerita tentang praktik yang sudah dilakukan oleh Sekolah Sukma Bangsa Aceh. Berbagai pengalaman dan kondisi nyata yang dikisahkan secara apa adanya justru membuat buku ini inspiratif sekaligus aplikatif sehingga bisa menjadi contoh bagi sekolah lain.
Berbagai upaya pengembangan kapasitas guru dikupas tuntas dalam buku ini, mulai dari Swadidik Virtual, Pengembangan Kapasitas Melalui Tulisan,Mentoring, Pendampingan Sejawat atau Peer Coaching, Pertukaran Guru, sampai Penelitian Tindakan Berjamaah. Sekolah yang baik adalah yang senantiasa berproses menjadi baik dan lebih baik lagi, bukan sekolah yang serba-sempurna sedari awal. Kiranya demikianlah gambaran pengalaman Sekolah Sukma Bangsa yang tertuang dalam buku ini.
Khoiruddin Bashoria dalah konsultan pendidikan Yayasan Sukma. Pria kelahiran Yogyakarta 2 oktober 1962 ini menyelesaikan pendidikan doktoralnya di UGM dalam bidang Psikologi Pendidikan. Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2002-2008, yang pernah menjadi ketua APTISI Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta, kini menjadi Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Selain akitif dalam kegiatan kemasyarakatan, sehari-hari ia mengajar di Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dan banyak terlibat dalam pengembangan kapasitas SDM baik di dunia pendidikan maupun Industri. Di antara bukunya yang telah diterbitkan adalahProblem Psikologis Kaum Santri, Risiko Insikuritas Kelekatan dan Psikologi Keluarga Sakinah. Kesibukan utamanya sekarang adalah lalu-lalang, menjadi pembicara publik di dalam dan luar negeri.
Ahmad Baedowi lahir di Bekasi pada 10 Oktober 1964. Sarjana dari Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1990) ini menyelesaikan program Master of Education (M.Ed) pada School of Leadership Education, George Mason University, Virginia, Amerika Serikat, pada 2003. Sejak 2008 ia juga menjadi penanggung jawab rubrik pendidikan pada harian nasional Media Indonesia. Kolomnya, Calak Edu, setiap hari Senin di media tersebut menggambarkan betapa ia sangat concern terhadap dunia pendidikan.
Pria yang sejak 2006 menjabat Direktur Pendidikan Yayasan Sukma, Media Group, Jakarta, ini terlibat pula dalam beberapa riset tentang radikalisme di lingkungan guru agama dan siswa sekolah menengah umum bersama Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP), dan Yayasan Paramadina, Jakarta. Selain menjadi Dewan Redaksi Penerbit Pustaka Alvabet sejak 2004, ia juga tergabung dalam Institute for Peace and Islamic Studies, Jakarta sejak 2010. Di sela berbagai kesibukannya, ia menyempatkan diri mengajar mata kuliah Manajemen Kurikulum dan Efektivitas Manajemen Sekolah pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Jamilah Akbar lahir 29 Agustus 1984 di Agam, Sumatra Barat. Ia menamatkan pendidikan dasar dan menengah di Tilatang Kamang, sebuah nagari nan elok di pinggiran Kota Bukittinggi, dan kemudian jenjang S1 di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Akrab dipanggil Jamie, ia merupakan salah satu penerima beasiswa pemerintah Aceh untuk program magister konseling di Taiwan tahun 2012. Hobinya melakukan perjalanan ke daerah-daerah baru sambil memotret keindahan alam dan budayanya yang unik. Ia bergabung dengan Sekolah Sukma Bangsa sejak awal diresmikan pada Juli 2006 hingga sekarang. Guru dengan spesialisasi utama konseling sekolah dan ilmu pengetahuan sosial ini sekarang menjabat sebagai Kepala SMA di Sukma Bangsa Bireuen.
Sarlivanti memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia pada ta hun 2004 dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Pada 2013 ia menempuh program magister (S2) di jurusan Pendidikan IPA Unsyiah. Perempuan kelahiran Panton Labu 25 Mei 1981 ini sudah menjadi guru di Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe sejak diba ngunnya sekolah tersebut tahun 2006. Pada tahun 2007 ia menjadi Kepala Sekolah SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe di usianya yang menginjak 26 tahun. Pada tahun 2010, ia mewakili Provinsi Aceh ke Tingkat Nasional pada Lomba Kepala Sekolah Berprestasi. Selain menjadi narasumber Seminar Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Laboratorium di Lhokseumawe, ia juga pernah menjadi trainer Sekolah Sehat Sosro di Mempawah Kalimantan Barat.
Agus Maulana lahir di Subang, 1 Agustus 1973. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ushuluddin, jurusan Akidah dan Filsafat, 1998. Aktivitasnya banyak terlibat dalam dunia penelitian, pelatihan, pendampingan masyarakat dan public campaign di bidang pengembangan kapasitas guru, kajian keislaman, deradikalisasi, gender, bina damai, dan counter terrorism. Selain itu ia juga pernah bergabung dengan dua lembaga di Jakarta yaitu HP2M (Himpunan untuk Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat) dan LaKIP (Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian). Pernah menjabat Direktur Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe selama 2 tahun (2009-2010), kini dia adalah Supervisor Pendidikan pada Yayasan Sukma dan peneliti pada Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP). Kecintaannya pada dunia pendidikan dan tekadnya untuk terlibat dalam upaya peningkatan dan pengembangan kapasitas guru membuatnya tergabung dalam tim trainer-fasilitator Sekolah Sehat SOSRO.
Sansrisna lahir di Curup pada 30 Agustus 1968 dan merupakan putri pasangan Mayor Purn. Amwat Dahasim dan Helmawati.Alumnus Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya program studi Ilmu Ekonomi ini saat kuliah pernah menjadi utusan Provinsi Bengkulu di ajang pertukaran pemuda Indonesia-Canada (Canada World Youth). Mengajar sudah dilakoninya sejak masih di bangku kuliah. Pada 2006 ia bergabung dengan Sekolah Sukma Bangsa dan pada 2012 meraih penghargaan Kepala Sekolah Berprestasi Kabupaten Pidie. Prestasinya yang lain adalah meraih peringkat kedua Penulis Artikel Pendidikan yang diterbitkan Media Indonesia tahun 2011. Jabatan terakhirnya sampai saat ini adalah Kepala SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe.
Satia P. Zen lahir di Jakarta, 26 November 1977, sudah merantau sejak berumur 16 tahun mulai dari Filipina dan Malaysia sebelum akhirnya menetap di Aceh pada tahun 2006. Setelah menamatkan kuliah S2 jurusan Psikologi di Universitas Kebangsaan Malaysia, dia aktif di dunia pendidikan sebagai guru dan Program Coordinator di Progam Internasional Sekolah Menengah Atas di Jakarta. Ia terlibat dalam Program Kerjasama Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta dengan Cambridge International Examination sebelum bergabung dengan Yayasan Sukma pada tahun 2006. Saat ini ia aktif sebagai Direktur Sekolah Sukma Bangsa Bireuen dan ibu dari satu orang putri. Beberapa artikelnya pernah muncul di Media Indonesia danSerambi Indonesia yang bercerita tentang pengalamannya mengelola Sekolah Sukma Bangsa.
Martunis lahir pada 6 September 1989 di Bireuen, Aceh, sebagai anak pertama pasangan Bukhari Abakar dan Idaryani Ismail. Setelah menempuh pendidikan formal di SDN 1 Bireuen, MTs dan MAS Misbahul Ulum Paloh, Lhokseumawe, ia melanjutkan pendidikan tingginya di Jurusan Tadris English (TEN) Fakultas Tarbiyah, IAIN Ar-Raniry pada 2007. Menamatkan studi pada 2011, Marthunis menjadi sarjana dengan predikat cumlaude dan merupakan lulusan terbaik ke-3 universitas pada saat itu. Selain bahasa Inggris, minatnya yang lain adalah menulis. Ia pernah menjuarai Musabaqah Tilawatah al-Quran (MTQ) cabang Menulis Makalah Ilmiah Al-Quran (M2IQ) kabupaten Aceh Besar pada 2010, menjadi juara II di ajang yang sama tahun berikutnya di tingkat provinsi, dan pada 2012 menjadi salah satu bagian dari kafilah Aceh yang ikut dalam MTQ Nasional di Kota Ambon. Menjadi guru Bahasa Inggris di SSB sejak 2012, ia kini dipercaya sebagai Kepala Asrama Putra di Sekolah Sukma Bangsa Pidie.