Beberapa hikayat justru “mencaplok” dari tokoh-tokoh sejarah, seperti hikayat pemberontakan Ibrahim bin al-Mahdi terhadap Khalifah Al-Makmun; mistik cincin Nabi Sulaiman As.; pencarian Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan akan kota emas; keadilan penguasa Persia kuno, Raja Anusyirwan; dan hikmah dari riwayat sufi terkenal, Malik bin Dinar. Ada pula hikayat tokoh “setengah fiktif”, Raja Iskandar Zulkarnain yang kecele di hadapan seorang pemimpin suku pedalaman.
Hikayat-hikayat lain tidak kalah menariknya. Ada hikayat yang hampir semua tokohnya adalah penipu, hikayat seorang bangsawan yang mencintai budaknya, hikayat mualafnya wanita Romawi lantaran jatuh cinta kepada pemuda Muslim, hukayat raja dan wazir yang berusaha mati-matian untuk punya anak, hikayat tentang kesejatian cinta, hikayat cinta yang sakit, hikayat para penyair perempuan, dan masih banyak lagi kisah-kisah yang terlalu sayang untuk diabaikan.