Sebagai kaki tangan penguasa, Sipong menyaksikan sendiri peristiwa memilukan itu. Membuat nuraninya memberontak. Amarah dan dendam pun merasukinya. Dia bersumpah untuk menebus rasa bersalahnya, membalaskan nasib rakyat yang hidupnya ditindas.
“Aku akan membalaskan dendam mereka. Meski bukan hari ini, esok pasti. Aku akan mempersembahkan kepala penguasa biadab itu pada mereka, para martir yang mengharapkan sebuah hari penebusan!”
Ini adalah kisah mereka yang mungkin belum pernah kita ketahui. Kisah mereka yang menggugat, mencari keadilan hingga mati. Kisah yang terjadi dengan latar sejarah tahun 1809, saat pembangunan Jalan Raya Pos terjadi. Sebuah fiksi sejarah dengan setting di Grisse (nama Gresik pada masa itu), Jawa Timur.
Buku persembahan penerbit GagasMedia
#GagasMedia