dengan bahasa Indonesia yang tidak sekadar diterapkan sebetul mungkin, tetapi juga menjadi subjek maupun objek novel ini sendiri.
—Seno Gumira Ajidarma, sastrawan
Empat puluh enam artikel faksi dengan gaya narasi
karya Khrisna Pabichara di dalam buku ini semacam
kritik halus yang menggugat rasa cinta kita terhadap
bahasa Indonesia.
—Bambang Trim, penulis dan editor
Apakah kesalahan berbahasa dapat menimbulkan masalah—misalnya, kesalahpahaman—dalam
hubungan cinta? Hati-hati, salah menggunakan
dan memaknai kata acuh dapat menyebabkan
hubungan cinta Anda berabe.
—Joko Pinurbo, sastrawan
Jangan baca buku ini kalau iman bahasa Indonesia Anda lemah. Bersiaplah terkinjat membaca serpihan kisah Sabda, sang polisi bahasa, yang diwarnai kosakata yang
memaksa kita membuka kamus.
—Ivan Lanin, wikipediawan
Novel berisi pernak-pernik kebahasaan yang enak dibaca. Ini seperti belajar bahasa Indonesia
melalui cerita—membaca cerita sembari diberi tahu tentang bahasa Indonesia. Buku yang segar sekali. Patut dimiliki!
—Boy Candra, novelis