Ada banyak kaidah penulisan, baik yang terkait dengan ejaan, pemenggalan kata, hingga penggunaan tanda baca, margin dan tata letak. Semua elemen itu adalah ‘sampul kedua’ buat sebuah karya tulis, yang mencitrakan keunggulan tulisan itu serta kecermatan penulisnya.
Krisna Sukma Yogiswari lahir di Denpasar, 11 Februari 1994. Ia adalah anak pertama dari empat bersaudara. Sejak sekolah dasar hingga SMA, ia bersekolah di Jembrana dan melanjutkan pendidikan tinggi di IHDN Denpasar (kini Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa), pada Jurusan Brahma Widya, Prodi Filsafat Hindu. Setelah mendapatkan gelar sarjananya pada tahun 2015, ia tidak hanya meraih predikat cumlaude tetapi juga menjadi mahasiswa yang lulus dengan IPK tertinggi di angkatannya. Ketertarikannya pada filsafat membuatnya kemudian hijrah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan di Prodi S2 Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada. Pendidikan itu ditamatkannya pada Oktober 2017 dan kembali mendapatkan predikat cumlaude dan menjadi perwakilan wisudawan prodi S2 Fakultas Filsafat UGM.
Proses pembelajaran di Yogyakarta turut membentuk dirinya dengan sering mengikuti diskusi-diskusi serta aktif mengikuti pelatihan-pelatihan dalam bidang filsafat. Kegiatan ini membangkitkan keinginannya untuk belajar menulis. Ketertarikannya tersebut dimulai dengan fokus menulis dengan tema kebudayaan, feminisme, gender dan seksualitas.