Dalam leksikon aslinya, praktik jurnalisme yang baik ini dikenal dengan sebutan quality journalism yang formasinya mulai berlangsung pada awal abad 20 di Eropa Barat serta amerika utara, yang kemudian merambah ke Indonesia. Belakangan gagasan tentang jurnalisme yang baik mendapat aksentuasi baru dan bersamaan dengan itu datang pula sebuah label baru, yakni civic journalism. Sebagian akademisi dan praktisi lebih memilih label public journalism untuk menamai perkembangan praktik jurnalisme yang muncul di akhir abad 20 di amerika utara.
Kedua genre jurnalisme yang baik ini berkembang di zaman yang berbeda. Quality journalism berkembang saat demokrasi mulai tumbuh dan mengakar di Eropa Barat. Sedangkan civic atau public journalism berkembang saat demokrasi menghadapi gejala meningkatnya apatisme politik di negaranegara demokrasi maju – khususnya di amerika Serikat – di mana persepsi bahwa demokrasi bersifat elitis merebak luas, sedangkan publik tertinggal dalam proses-proses politik yang cenderung berlangsung elitis. Yang menyamakan kedua gagasan dan genre tentang jurnalisme yang baik itu adalah pengutamaan publik dan kepentingan publik dalam kerja-kerja jurnalisme. Lima rampai tulisan tersebut mendiskusikan gagasan jurnalisme yang baik pada level teoritis dan praktis. Di sela-sela diskusi yang diberikannya, kelima tulisan itu menyelipkan tinjauan sejarah gagasan dan praktik jurnalisme tersebut, serta melengkapinya dengan data penelitian. Selain untuk pendokumentasian, tujuan bunga rampai ini adalah membuka percakapan dan memperluas jangkauan diskusi tentang praktik jurnalisme di Indonesia – dengan anda para pembaca. Selamat membaca!
[UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]
Kuskridho Ambardi, MA, Ph.D.
Akrab disapa sebagai “Dodi”, beliau adalah penulis buku Kuasa Rakyat (bersama Saiful Mujani dan R. William Liddle) yang diterbitkan Beranda Hikmah pada 2012. Dodi meraih gelar Master of Arts dari the College of Communication, the Ohio State University (OSU) beasiswa Fulbright. Segera setelah menamatkan pendidikan master, Dodi mendapatkan beasiswa dari universitas yang sama untuk pendidikan doktoral selama 2000-2004. Sebelum kembali ke Indonesia, beliau sempat mengajar di Departement of Political Science di College of Behavioral Science, OSU pada 2004-2008. Disertasi doktoral Dodi yang berjudul “The Making of the Indonesian Multiparty System: A Cartelized Party System and Its Origin” menarik minat pemerhati kajian perilaku politik di tingkat internasional. Pada 2009, disertasi tersebut diterbitkan dalam judul Mengungkap Politik Kartel: Studi tentang Sistem Kepartaian di Era Reformasi oleh LSI dan KPG. Selain dikenal publik sebagai Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI), Dodi merupakan staf pengajar di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM (link ke http://fisipol.ugm.ac.id/). Beliau menaruh minat pada perilaku politik, partai politik, komunikasi politik, dan jurnalisme.
Gilang Desti Parahita, SIP, MA
Gilang mendapat gelar masternya dari Prodi S2-Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM pada 2015. Ia menulis tesis mengenai pergeseran frame dan framing Tempo Orde Baru dan Reformasi atas peristiwa 1965. Pembelajarannya atas konten media tercermin pada artikel “Framing: Teori dan Perkembangannya” dalam buku Bianglala Pemikiran Komunikasi: Teori, Konteks dan Penerapannya (2014). Jurnalisme sudah menjadi minat utama Gilang sejak menempuh pendidikan S1 di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM. Selain pernah menjadi penggiat di Persma BALAIRUNG selama beberapa tahun, Gilang mengangkat topik “representasi akulturasi Tionghoa-Jawa di Harian Bernas”sebagai skripsi. Gilang yang pernah bekerja di Pusat Studi Sosial Asia Tenggara itu menerbitkan reportase profil seorang perempuan penyiar radio dan penikmat hiburan malam berjudul “Tuhan di Dunia Gemerlapku”. Esai profil yang menjadi representasi kehidupan sebagian muda-mudi Yogyakarta itu diterbitkan oleh IMPULSE-Kanisius pada 2008. Program praktek reportase “Beyond Your World” (BYW) yang dilakukan oleh mahasiswa dan jurnalis dari Belanda dan Bulgaria dikelola oleh Gilang mewakili Jurusan Ilmu Komunikasi (JIK) UGM bersama dengan Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) dan 2014. Pada 2013, Gilang menyampaikan materi kepada para peserta BYW dari Bulgaria mengenai ekonomi politik media Indonesia kontemporer. Sejak 2014, Gilang dipercaya untuk menjadi Country Representative of Asian Communication and Media Congress for Indonesia.
Lisa Lindawati, SIP, MA
Sebagai peminat jurnalisme sekaligus isu-isu kewargaan dan kepemudaan, Lisa Lindawati SIP, MA tidak hanya menjadi peraih beragam penghargaan di bidang pengembangan Karang Taruna tingkat lokal dan nasional, melainkan juga mengangkat topik tentang “Komunikasi Pembangunan dan Kemandirian Desa di Banyumas” utuk tesisnya pada 2012. Adaptasi tesis tersebut menjadi artikel artikel ilmiah diganjar oleh ASPIKOM sebagai makalah terbaik pada Konferensi Nasional Komunikasi ASPIKOM di Batam pada 2014. Versi pendek hasil riset tesis dan terjemahan bahasa Inggris-nya juga menjadi salah satu artikel pada monograf yang diterbitkan Asian Media Information and Communication Center (AMIC) pada 2013. Minat Lisa pada media baru sudah nampak pada skripsinya yang berjudul “New Media and Public Sphere : Analisis Isi Komunitas Maya Kaskus.Com dan Kualitas Deliberasi” pada 2009. Segera setelah lulus dari S1, Lisa diterima menjadi asisten peneliti di Jurusan Ilmu Komunikasi (JIK) FISIPOL UGM. Dengan beasiswa Dikti, Lisa melanjutkan S2 di Prodi S2-Komunikasi UGM dan lulus pada 2012 dengan predikat cum laude dan IPK tertinggi (3,92 dari skala 4). Berbagai karya akademik Lisa mengenai jurnalisme warga dan komunikasi pembangunan dalam perspektif media baru terbit di beragam jurnal dan prosiding, maupun menjadi salah satu artikel dalam buku terbitan FISIPOL.
Adam Wijoyo Sukarno, SIP, MA
Adam Wijoyo Sukarno, SIP, MA menulis artikel “Pergeseran Frame Liputan Terorisme” dalam buku Industri dan Politik Media Indonesia (2014). Dalam Jurnal Sosial Politik, Adam juga menulis “Dilema Peliputan Terorisme” pada 2011. Terorisme memang menjadi salah satu isu yang diminati oleh Adam. Tak hanya terorisme, Adam mengaitkan isu konflik dan bencana dengan fenomena kontemporer pada level media maupun komunikasi organisasi dan sosial dalam berbagai riset dan program. Bersama INPEDHAM dan Lembaga Informasi Nasional (LIN), Adam melakukan studi potensi konflik di Jayapura pada 2004. Pada 2005, Adam terlibat bersama INPEDHAM dan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat untuk melakukan studi radikalisme sebagian umat Islam di Sleman. Keakrabannya dengan lingkungan Papua dan keahlian komunikasi organisasi membuat Adam kembali terlibat pada beragam proyek tata kelola pemerintahan di Papua yang diselenggarakan oleh CFL Indonesia dan Partnership sepanjang 2011. Kesiapan komunikasi warga dalam bencana menjadi fokus Adam dan timnya pada program pengabdian masyarakat yang bersifat interdisipliner sepanjang 2010-2014 di berbagai wilayah di DIY dengan dukungan dari UGM. Adam menulis tesis berjudul “Surat Kabar Daerah dan Kekuasaan: Critical Discourse Analysis Berita Keistimewaan Yogyakarta di Kedaulatan Rakyat dan Radar Jogja.” Tesis itu ditulisnya untuk meraih gelar masternya dari Prodi S2-Komunikasi Jurusan Ilmu Komunikasi (JIK) UGM pada 2011. Berkat keterampilan Adam menganalisis isi media, Adam terlibat sebagai fasilitator pada pelatihan analisis media yang diselenggarakan CFL Indonesia dan Yayasan TIFA pada 2012. Selain telah menulis banyak artikel untuk jurnal-jurnal akademik, Adam telah menulis esai-esai berbagai topik pada beragam surat kabar lokal DIY.