Pengetahuan rekonstruksi ekosistem ini memerlukan sebuah pemicu. Terinspirasi oleh fenomena aktual karst Gunungsewu yang kering dan gersang dalam lanskap karst yang terbentuknya mensyaratkan adanya dukungan ekosistem hutan tropis yang bagus dan lebat maka informasi mengenai jejak flora asli yang dapat menggambarkan komunitas hutan pada masa lampau menjadi sangat penting untuk mendukung upaya mempertahankan kelestarian kawasan tersebut. Menggunakan pendekatan teori pelapisan pengendapan, penelusuran jejak-jejak flora ini dilakukan. Alam menyimpan banyak informasi yang dapat menjadi simpul-simpul ilmu pengetahuan yang dapat menguak hubungan kausatif tentang proses-proses alam dan dinamika ekologi sehingga dapat menjelaskan proses perubahan alam secara temporal yang kemudian dipahami sebagai dinamika ekosistem.
Informasi dalam buku ini menyumbangkan salah satu bukti teori uniformitarism yang menjelaskan “the present is the key to the past and the present is the key to the future”. Penelusuran jejak flora yang dipadukan dengan pendekatan paleoetnoforestri dalam buku ini telah membuktikan adanya hutan purba yang berasosiasi dengan kehidupan manusia di kawasan karst.
Informasi jejak-jejak sejarah flora asli kawasan karst Gunungsewu ini juga menjadi bagian ikhtiar dari rekonstruksi hutan tropis karst dalam wujud cetak biru yang sudah lama ditunggu kehadirannya. Itulah gagasan besar yang ingin disampaikan penulis dalam buku berjudul Gunungsewu Menguak Jejak Sejarah Flora, Merekonstruksi Kawasan Karst. Buku ini tidak hanya memberikan informasi mengenai dinamika ekosistem hutan karst Gunungsewu dalam konteks ekologi, tetapi juga memaparkan sebuah hubungan unik ekosistem tersebut dengan munculnya peradaban manusia dalam jejak-jejak antropogenik yang sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan-perubahan dalam ekosistem hutan karst Gunungsewu. Sebuah buku penting, menarik, sekaligus unik berbasis pada hasil penelitian yang dipersembahkan sebagai kontribusi konkret dan inspirasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dari praktik bidang konservasi sumber daya hutan dan lingkungan di masa mendatang.
[UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]
Lies Rahayu Wijayanti Faida
Penulis menjadi dosen Fakultas Kehutanan UGM sejak 1985 dengan bidang keahlian Konservasi Sumber Daya Hutan/Pelestarian Alam/ Pengelolaan Kawasan Konservasi. Penulis sempat menjadi tenaga ahli di Pusat Studi Lingkungan Hidup (1986–1989) dan Pusat Studi Bencana Alam (2004–kini). Bidang konservasi sumber daya hutan didalami oleh penulis lewat kursus manajemen konservasi yang diselenggarakan oleh Departemen Kehutanan pada tahun 1989–1990. Memperoleh gelar Doktor Ilmu Lingkungan pada tahun 2012 dengan penelitian bertema rekonstruksi hutan di kawasan karst Gunungsewu. Penelitian di kawasan karst dilakukan secara konsisten sejak 2008 lewat kegiatan penelitian hibah Forum Karst Yogyakarta, penelitian kerja sama dengan BP2BTH, dan ekspedisi karst di Pulau Jawa bagian selatan bersama tim EGI pada 2012. Beberapa penelitian yang telah dilakukan, antara lain eksplorasi jenis flora native, reintroduksi jenis native, etnoforestri, dan studi akselerasi untuk restorasi spesies.
Sunarto
Penulis mengabdikan diri sebagai dosen Fakultas Geografi UGM dengan bidang keahlian Geografi Pesisir/Geomorfologi Pesisir/Paleogeomorfologi/ Kebencanaan. Sebagai salah satu Guru Besar UGM, penulis mengampu mata kuliah Oseanografi, Ekosistem Pantai, Geografi Kepesisiran, Metode Penelitian Geografi Fisik dan Penulisan Tesis, Geologi, Geomorfologi Pantai, Filsafat Ilmu Lingkungan, dan Filsafat Sains Geografi. Selain menjalankan tugas sebagai pendidik, penulis juga aktif di berbagai pusat studi di lingkup UGM, salah satunya pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Bencana Alam periode 2005–2009.
Sutikno
Penulis mengabdikan diri sebagai dosen Fakultas Geografi UGM dengan bidang keahlian Geoscience/Geomorfologi. Berlatar belakang pendidikan di Fakultas Geografi UGM sejak tingkat sarjana (1963–1967), kemudian memperoleh gelar Doktor pada fakultas yang sama pada tahun 1981. Penulis mendapatkan derajat Guru Besar Geografi UGM pada Maret 2001. Selain menjalankan tugas sebagai pendidik, penulis juga aktif di berbagai pusat studi di lingkup UGM, salah satunya pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Bencana Alam periode 2001–2005.
Chafid Fandeli
Penulis mengabdikan diri sebagai dosen Fakultas Kehutanan UGM dengan bidang keahlian Konservasi Sumber Daya Hutan/Kepariwisataan Alam. Berlatar belakang pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM, memperoleh gelar Sarjana pada tahun 1965 dan kemudian memperoleh gelar Doktor pada fakultas yang sama pada tahun 1985. Meskipun telah pensiun, sebagai salah satu Guru Besar Kehutanan UGM, penulis masih membantu mengampu mata kuliah Dasar-Dasar Ekowisata, Perencanaan Pariwisata Alam, Pemasaran Pariwisata Alam, dan lain-lain di Fakultas Kehutanan UGM.