[Gema Insani]
Nama lengkapnya adalah Abu Abdirrahman Muhammad Nashiruddin bin Nuh Al-Albani. Al-Albani terlahir dari keluarga yang tergolong sederhana, tapi sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ayahnya bernama Al-Haj Nuh atau Syeikh Nuh adalah lulusan lembaga pendidikan ilmu- ilmu syari’at di Istambul, ibukota dinasti Turki Utsmaniyah. Beliau pindah ke Damaskus saat masih kecil. Di Damaskus, Albani kecil disekolahkan untuk belajar bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah Jum’iyah al-Is’af al-Khairiyah. Setelah itu Albani melanjutkan pendidikannya dengan belajar langsung ke para Syeikh, termasuk sang ayah yang telah mengajarinya Al Quran hingga selesai.
Pada usia 20 tahun, ia memutuskan untuk sepenuhnya menekuni ilmu hadits. Ia termotivasi setelah mengikuti edisi majalah Al-Manar yang membahas hadits-hadits. Al-Manar diterbitkan oleh Syaikh Muhammad Rasyid Ridha. Tidak cukup dengan belajar sendiri, Syaikh Al-Albani pun sering ikut serta dalam seminar-seminar ulama besar semacam Syaikh Muhammad Bahjat Al-Baitar yang sangat ahli dalam bidang hadits dan sanad.
Selain meneliti dan mempelajari hadits-hadits, Syaikh Al-Albani setelah cukup matang, ia juga mengajar di beberapa lembaga ilmu pengetahuan di antaranya mengajar tentang hadits dan ilmu-ilmu hadits di Jami’ah Al-Islamiyah (Universitas Islam) Madinah. Di sana Syaikh al-Albani mengajar ilmu Hadits dan fiqh Hadits di fakultas pascasarjana, bahkan menjadi Guru Besar ilmu Hadits. Kemudian pada tahun 1975, Syaikh Al-Albani diangkat menjadi dewan tinggi Universitas Islam Madinah selama tiga tahun hingga kemudian memutuskan kembali pulang ke Jordania.