Majapahit 4: Surya Wilwatikta

· Bentang Pustaka
4,6
43 ulasan
eBook
520
Halaman
Rating dan ulasan tidak diverifikasi  Pelajari Lebih Lanjut

Tentang eBook ini


Setelah keruntuhan Singasari malam itu, nasib Raden Wijaya dan para putri kerajaan tak pernah lepas dari intaian maut. Pengawalan ketat oleh pasukan khusus Balasanggrama masih belum cukup untuk menghentikan nafsu para prajurit Kediri menumpahkan darah keturunan trah Rajasa tersebut. Raden Wijaya terpaksa menyeberang ke Sungenep dan mencari perlindungan di sana.

Kedatangan mereka disambut gembira oleh rakyat Sungenep. Namun, benarkah Sungenep tempat yang aman bagi Raden Wijaya dan pengikutnya?

Mulai muncul desas-desus bahwa penguasa Sungenep turut terlibat dalam menghancurkan Singasari. Akan tetapi, Raden Wijaya justru meminta bantuannya untuk melaksanakan rencana balas dendam ke Kediri. Benarkah Raden Wijaya tidak menyadarinya? Ataukah dia hanya bersiasat?


[Mizan, Bentang Pustaka, History, Fiksi, Kerajaan, Dewasa, Indonesia]

Rating dan ulasan

4,6
43 ulasan
Kempoet Rosy
16 Oktober 2019
Bagus sih tapi kecewa ternyata blm smp yg saya tunggu2 kelanjutannya. Apalagi cuma 500 hlmn edisi sblmnya jauh lbh byk dari ini. Anyway ditunggu kelanjutannya smoga memuaskan.
19 orang merasa ulasan ini berguna
Apakah konten ini berguna bagi Anda?
Azis Sastradinata
9 April 2021
Ceritanya masih ngambang... Mungkin ini strategi penulis biar pembaca penasaran dan menunggu seri berikutnya....
Apakah konten ini berguna bagi Anda?
Hendry Subrata
10 Juni 2020
dari nomor 1 hingga 4. kita babar awal keruntuhan singasari dan secercah harapan Tanah Tarik. beberapa tokoh nyata, dituangkan dalam ide alur cerita penulis. Seakan pembaca melihat kondisi Majapahit sesuai imajinasi penulis. salut bro. kami tunggu edisi kelima nya. entah berapa jilid yang akan diterbitkan. bilapun sampai 10 bisa gw sikat semua. hahahahaha
6 orang merasa ulasan ini berguna
Apakah konten ini berguna bagi Anda?

Tentang pengarang

Ia penggiat di bidang kemanusiaan, itulah sebabnya mantan Presiden Megawati mengganjar pengabdiannya dengan Satyalencana Kebaktian Sosial. Sehari-hari adalah seorang suami dari seorang istri dan ayah dari dua anak gadis, begitu setia pada profesi yang digelutinya, menulis. Menurut LKH, menulis itu seperti rokok, bisa membuat kecanduan. Dilarang menulis, lebih baik mati. 

Berimajinasi, baginya, adalah sebuah penyaluran beban emosi karena pengarang berbakat sejatinya adalah pengkhayal kelebihan beban. Ia butuh penyaluran karena pengkhayal mana pun, bila kebablasan dan tidak tersalurkan, akan bermuara ke rumah sakit jiwa. LKH sadar benar situasi itu. Itulah sebabnya ia selalu berakrab-akrab dengan “para” istrinya yang kesabarannya melebihi istri sesungguhnya. Istri keduanya adalah Dyah Laptopwati yang selalu ikut ke mana pun ia pergi. Sang istri kedua selalu rukun dengan istri ketiganya, Sri Canonwati, yang selalu mendampingi merekam apa pun, gambar, suasana, dan rasa. 

Didampingi oleh para istrinya itulah lahir beruntun karya-karyanya, antara lain, Balada GimpulLibby,AliviaDe CastazSerongAntologi Manusia LaminatingMelibas Sekat PembatasKiamat para Dukun,Kiamat Dukun SantetSiapa Nyuri Bibirku (menggunakan nama samaran), Jaka Tarub (menggunakan nama samaran), pentalogi Gajah Mada (Gajah Mada, Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Hamukti Palapa, Perang Bubat, Madakaripura Hamukti Moksa), dan Menulis Ahh Gampang. Beberapa karyanya turut dimuat di media cetak, antara lain, “Beliung dari Timur” (harian umum ABRI/Solo Pos) dan “Sang Ardhanareswari” (harian Solo Pos). 

Melalui penerbitannya sendiri, LKH melahirkan seri Candi Murca (Ken Arok Hantu Padang Karautan, Air Terjun Seribu Angsa, Murka Sri Kertajaya, Ken Dedes Sang Ardhanareswari) dan seri Perang Paregrek. Dua buah karya yang diproyeksikan untuk pasar luar negeri dan masih melalui proses penerjemahan adalah The Crown Princess dan TerorThe Crown Princess dalam versi Indonesia berjudul Menak Jinggo Sekar Kedaton, sementara Teror versi Indonesia hadir dalam judul yang sama diterbitkan oleh Narasi. Setelah sekian tahun naskah lama ini diam bersembunyi di hard disk, akhirnya ada juga penerbit yang tertarik berbarengan dengan dua novel lawas yang saya tulis sebelum saya terkenal,Balada Gimpul dan Serong dan Selingkuh, yang saya tarik kembali dari penerbit sebelumnya. 

Serial Majapahit: Sandyakala RajasawangsaMajapahit: Bala SanggramaMajapahit: Banjir Bandang dari Utara, Surya Wilwatikta, dan seterusnya akan hadir ke hadapan Anda melalui Penerbit Bentang Pustaka. Rupanya, saya butuh ruang yang lebih lebar karena saya melihat lima seri saja tidak cukup. Itu karena secara khusus saya harus menulis masa kanak-kanak Gajah Mada.

Segala caci maki saya tunggu di surel.

Beri rating eBook ini

Sampaikan pendapat Anda.

Informasi bacaan

Smartphone dan tablet
Instal aplikasi Google Play Buku untuk Android dan iPad/iPhone. Aplikasi akan disinkronkan secara otomatis dengan akun Anda dan dapat diakses secara online maupun offline di mana saja.
Laptop dan komputer
Anda dapat mendengarkan buku audio yang dibeli di Google Play menggunakan browser web komputer.
eReader dan perangkat lainnya
Untuk membaca di perangkat e-ink seperti Kobo eReaders, Anda perlu mendownload file dan mentransfernya ke perangkat Anda. Ikuti petunjuk Pusat bantuan yang mendetail untuk mentransfer file ke eReaders yang didukung.