Kedua bibir itu saling menempel tanpa sengaja.
"Kyaa..... " teriak Reina berusaha mendorong pemuda yang berada di atasnya. Namun sepertinya pemuda itu masih belum ingin beranjak dari atas tubuhnya.
"Menyingkir dari tubuhku." berontak Reina berusaha mendorong dada sang ketua osis.
Pemuda itu terkekeh. Satu tangannya berhasil memenjarakan kedua tangan Reina di atas kepala gadis itu. Sedangkan tangan satunya bertengger manis di dagu Reina.
"Manis." ucap pemuda itu.
Blush
Seketika pipi Reina memerah mendengar ucapan sang pemuda.
"A-apa yang kau katakan? Ce-cepat menyingkir dariku." ucap Reina terbata.
"Tidak sebelum kau memanggil namaku." jawab pemuda itu. Tangannya semakin nakal mengusap pipi Reina yang semakin memerah.
"Gawat, aku masih belum tau namanya." keluh Reina dalam hati.
Netra kelabunya bergerak liar mengelilingi penjuru ruangan. Sampai matanya berhenti di satu titik yang membuatnya ingin menepuk keningnya dengan keras.
"Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya." ucapnya dongkol dalam hati.
Reina menfokuskan pandangannya pada papan nama yang terletak di atas meja pojok kanan. Bibirnya mengeja pelan papan nama itu.
"Lu-Cas Har-Vis." ejanya pelan.
"Aku tau. Namamu Lucas Har-" ucapan Reina terputus. Napas gadis itu tersendat karena menyadari siapa pemuda yang ada di atasnya.
Hatinya membuncah seperti mendengar letupan kembang api yang biasa dia lihat di festival tiap tahunnya.
"Lu-Lucas-senpai?" panggil Reina ragu.
Pemuda yang dipanggil dengan nama itu tersenyum sangat manis, apalagi mendengar panggilan gadis itu yang tidak berubah sedari dulu. Reina rasanya ingin meleleh karena melihat senyuman manis itu.
"Sekarang kau sudah tau namaku?" tanyanya dengan suara beratnya.
Eternity is your Indie and “SELF PUBLISHING SOLUTION”
Kami menerima naskah bergenre apapun dari penulis manapun tanpa terkecuali. Terbitkan karyamu dengan proses yang lebih mudah, aman, menguntungkan, dan terpercaya bersama Eternity Publishing. Kirim naskahmu melalui surel [email protected].