Buku ini merupakan jilid kedua atau jiid terakhir dari seri Masalalu Selalu Aktual. Sebagaimana jilid pertama, buku ini menyajikan catatan Polycarpus Swantoroâ Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas dari 1966 hingga 1989âterhadap sisi lain kehidupan seorang manusia dalam kemelut sejarah. Dimuat di harian Kompas dalam periode 1978â1989 dalam rubrik âFokus Peristiwa Pekan Iniâ. Penulis mencatat peristiwa di masa silam untuk kemudian disandingkan dengan peristiwa mutakhir di masa itu. Swantoro berkeyakinan bahwa sejarah bertalitemali dengan masa kini dan masa datang. In het heden ligt het verleden, in het nu watkomen zal. Dalam masa sekarang kita dapatkan masa lalu, dalam masa sekarang kita mendapatkan apa yang akan datang. Karena itulah, meskipun tulisan-tulisan dalam buku ini menyoroti berbagai peristiwa sepanjang 1978â1989, 40 tahun silam, ia masih punya daya pikat bagi pembaca sekarang. Maka tidak berlebihan bila kita mengutip kembali ucapan Sindhunata, wartawan dan Pemimpin Redaksi Majalah Basis, dalam pengantar buku pertama, âTulisan Swantoro penuh dengan contoh-contoh, di mana ma nu sia ternyata adalah makhluk yang keras kepala, sejauh menyangkut politik dan kekuasaannya. Ia tidak pernah mau belajar dari sejarah! Akibat nya, ia sendiri ter jung kal dan gagal mencapai cita-citanya. Itu terjadi tidak hanya sekali, tetapi berulang-ulang kali terjadi, sama dan serupa seperti sebelumnya. Begitulah, bukan sejarah sendiri yang siklis, tetapi kekuasaan dan politiklah yang menjadikan sejarah ini siklis.â