Mati Bahagia, novel Albert Camus yang diterbitkan setelah ia meninggal, ditulis ketika ia masih berusia dua puluhan awal. Dalam novel ini, Camus menampilkan lebih banyak tentang dirinya dibandingkan karya-karyanya berikutnya, yang di kemudian hari menjadi lebih kaya akan unsur-unsur mitologi. Melalui pemuda seperti Patrice, protagonis novel ini, pembaca akan mengenali Camus muda—kegemarannya akan pantai, matahari, dan tanah kelahirannya Algeria, relasi romantiknya dengan para perempuan, kebutuhannya akan mereka sekaligus keberjarakannya, usaha alienasi yang intens ia lakukan sebagai seorang petualang yang menempuh perjalanan di Eropa Tengah. Novel ini, pula, menunjukkan keintimannya dengan kematian, yang menggetarkan, dan menggambarkan bagaimana seseorang menempuh hidup untuk mencapai kematian yang ia kehendaki. Mati Bahagia adalah “cahier”-nya yang pertama, yang dibiarkannya tidak terpublikasikan sepanjang hidupnya, yang penerbitannya tentulah melengkapi pencapaian sastrawi Camus.