Dapatkan e-book kami lainnya di studiquran.com/e-book
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Sebagai lagi, biar berapapun “modern” nya keterangan-keterangan dalam karangan Maulwi Muhammad Ali itu, berapapun takluknya kepada ilmu pengetahuan (wetenschappelijk), akan tetapi sepanjang pendapatan penyelidikan saya, selamat ia daripada paham kebendaan (materialisme) dan daripada paham “ke-aqlian” (rationalisme), paham keghaiban (mistik), yang menyimpang daripada iman dan taukhid Islam yang benar. Tegasnya terpelihara ia daripada kesesatan Dahriyah, Mu’tazilah dan Batiniyah.
Akhir-al-kalam penerbitan salinan Qur’an dan tafsir yang diusahakan itu tidak memakai asas kuno. Dari mula-mula terbit bagian pertama penyalin dan penerbit suka menerima “perbaikan” kalau ada salah satu pihak membuktikan salah atau keliru ataupun suatu yang amat berlainan di dalam salinan yang diterbitkan itu. Dan tiap-tiap “persalinan” yang kuat alasannya akan dicetak pula dan dilampirkan kepada bagian yang berikut.
Dengan jalan ini saya beroleh keyakinan, bahwa dengan usaha penerbitan salinan tafsir itu dapatlah segala faedah yang berguna dengan menyingkiri segala yang mudlarat dan keliru.
Maka oleh sebab itu bukan saja hilang “tak sedap hati” saya yang pada permulaan itu, melainkan berganti suka dan setuju membantu dengan segala kesumngguhan hati akan menjadikan usaha itu.
Adapun akan taufiq, kepada Allah kita pohonkan”.
Demikianlah kata pengantar dari Bpk H. Agus Salim seorang Tokoh Pahlawan Nasional dan Bpk HOS Tjokro Aminoto sebagai Pahlawan dan Bapak Pendiri Bangsa untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa ini. Dan pada tahun 1945 Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya yang diwakili oleh Ir. Soekarno, sang menantu dan juga murid Bpk. HOS Tjokro Aminoto.
Beliau lahir pada tahun 1876, dan memperoleh gelar Universitas dalam Sastra dan Hukum, dan pada saat prospek karir duniawi cerah terbuka lebar baginya, beliau justru mendedikasikan hidupnya untuk pelayanan Islam. Dan apa dedikasinya! Dia justru mengambil pena di tahun 1901, sebagai seorang pemuda berusia dua puluhan, yang tak henti-hentinya, tanpa mengenal lelah dan penuh pengabdian selama setengah abad sampai wafat tahun 1951
Tafsir Qur’an Suci, beliau kerjakan selama tujuh tahun lamanya, melalui penelitian yang melelahkan dan asli, tidak hanya menandai zaman baru dalam memahami Islam dengan kecendikian seorang Muslim tetapi juga membuat dampak pada pada para cendikian Barat, dan dampak yang nyata dalam berubah pandangan mereka tentang Islam dan berubahnya nada literatur tentang Islam yang muncul kemudian. Popularitas dan pujian luas akan Terjemahan dan Tafsir Qur’an dalam bahasa Inggris ini - yang pertama dari seorang Muslim - adalah karena tidak hanya untuk penelitian luar biasa yang dilakukan oleh Maulana, tetapi penelusuran makna otentik dari kata-kata dan ayat-ayat, rujukan rinci untuk karya yang diakui para ahli di bidangnya. Demikian juga komentar standar, penekanan pada pentingnya setiap pokok dari bagian dan bab serta kelangsungan tema yang menghubungkannya satu dengan yang lain. Begitu juga beliau bukan hanya jujur dan setia atas kutipan yang diambilnya, tanpa berkembang menjadi sastra dan upaya percaloan untuk terbentuknya gagasan yang popular. Pendekatan beliau justru pada tercerahkan dan rasional atas jawaban semua kritik terhadap Al-Qur'an; tetapi juga hasil dari sesuatu yang jauh lebih yang ada sumbangannya kepada pembaca - karunia kesucian batin.
Maulana Muhammad Ali memegang pena seorang sarjana dengan tangan suci, dan di dalamnya meletakkan rahasia tafsir dan terjemahannya menjadi kekuatan spiritual bagi pencari kebenaran. Karyanya adalah usaha perintis, melanggar tanah yang sama sekali baru, dan pola yang ditetapkan diikuti oleh semua terjemahan berikutnya Qur'an oleh umat Islam. Kitab Tafsir dan terjemahan Maulana, yang berkembang ke beberapa edisi, secara luas direvisi oleh beliau di tahun-tahun menutup hidupnya.
Begitu pula karya beliau lainnya, seperti The Religion of Islam (Islamologi), A Manual of Hadith (Kitab Hadis Pegangan) dan yang lain dikerjakan dengan pengabdian dan kesungguhan akademik yang tinggi. Misalnya Islamologi, sejak awal terbitnya tahun 1936 hanya sedikit mengal`ami perubahan oleh penulis. Karyanya berisi lebih dari 2.500 kutipan dari sumber aslinya, kebanyakan dari mereka dari Al-Qur'an dilakukan beliau. Kutipan tersebut pun mengikuti pedoman yang diambil sejak awal (1917) waktu menerbitkan Tafsir dan Terjemahan Quran dalam bahasa Inggris Semua ini kini telah direvisi sesuai tuntutan tahun 1951 edisi (keempat), sebagaimana telah dinyatakan telah secara luas direvisi oleh Maulana. Dalam beberapa kasus, jelas kaki-catatan telah ditambahkan atau diubah sesuai dengan catatan kaki yang diberikan dalam edisi revisi dari Inggris. Perubahan ini merupakan revisi besar dilakukan dalam edisi Islamologi. Begitu pula Kitab Hadis Pegangan ditangani semangat yang sama seperti dengan buku-buku beliau lainnya.
Dengan jalan ini saya beroleh keyakinan, bahwa dengan usaha penerbitan salinan tafsir itu dapatlah segala faedah yang berguna dengan menyingkiri segala yang mudlarat dan keliru (Kata Pengantar Haji Agoes Salim dalam karya terjemahan Tafsir Quran Suci oleh HOS Tjokroaminito)
Di bawah ini adalah beberapa kutipan dari majalah triwulan tuan Zwemer, The Moslem World, bulan Juli 1931, yang menulis artikel penting tentang hal itu:
“Kami telah mempelajari dengan seksama lebih kurang empat puluh ayat Surah kedua, enam puluh ayat Surah ketiga, empat puluh ayat Surah kesembilan belas, dan lima belas Surah-surah terakhir, dan kami bandingkan dengan tafsir Sale, Rodwell, Palmer dan Muhammad Ali, demikian pula dengan Teks Arabnya. Dari penyelidikan yang seksama itu, dapat kami tarik kesimpulan bahwa tafsir M. Pickthall, pada semua bagian yang kami pelajari, mirip sekali dengan karya Muhammad Ali; perbedaan antara dua tafsir itu hanya mengenai kata-katanya saja.” (halaman 290)
Maulana ‘Abdul Majid Daryabadi, pengasuh majalah Such di Lucknow, yang diakui sebagai pemimpin Islam berhaluan ortodok, pada tanggal 25 Juni 1943 menulis sebagai berikut:
“Jika orang mengingkari keistimewaan tafsir Maulcvi Muhammad Ali yang besar sekali pengaruhnya dan besar pula faedahnya bagi orang yang baru saja memeluk Islam, berarti mengingkari sinar matahari. Tafsir ini membantu meng-Islam-kan beribu-ribu orang kafir, dan mendekatkan beratus-ratus ribu orang kafir kepada Islam”