Jika saya tidak cantik dan gendut, bagaimana orang melihat saya?
Jika saya tidak lulus ujian, apakah mereka membicarakan saya?
Jika saya pergi ke tempat baru, bagaimana jika tersasar dan tidak paham bahasanya?
Kalau saya menikah, apakah saya bisa memberi makan?
Bagaimana orang lain menilai penampilan saya?
“kebahagiaan itu bisa datang dari mana saja, bahkan dalam kondisi yang sama sekali dianggap tidak ideal”
Buku ini mencoba melihat permasalahan dari sisi yang berbeda.
Mawaddah Dwi Kurniasih yang akrab disapa Uwi dilahirkan dari pasangan sederhana yang sangat diberkahi Tuhan pada bulan Maret 1994 di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Anak kedua yang dikaruniai kasih sayang, adalah doa yang berdenyut di sandi asmanya.
Percampuran antara Banjarmasin, Cina, NTT, Bugis, dan Jawa. Uwi pernah mengeksplorasi diri bersama keluarga di kota Bandar Lampung selama beberapa tahun. Lalu melanjutkan studi di Kota Yogyakarta dengan konsentrasi di bidang psikologi. Musik lawas sudah menjadi sarapan bagi keluarga sederhana itu, yang membuat anak-anaknya menjadi penggemar The Beatles, Bon Jovi, Air Supply, The Bee Gees, dan seputar album Love Song Greatest Hits. Namun tidak hanya sekedar itu saja, karena masih ditambah oleh Panbers, D’lloyd, Chrisye, Franky dan Jane Sahilatua, serta lagu daerah Kalimantan, Jawa, dan Ambon. Bagi uwi, adanya pengalaman merasakan membuat pengalaman belajar menjadi kaya, karena hidup tentang menerima, memahami, memaknai dan memperlakukan. Alangkah senang rasanya melihat orang-orang hidup dalam menjalani hidup.