Max Havelaar, ditulis oleh Eduard Douwes Dekker, mantan asisten Lebak, Banten, abad 19. Douwes Dekker terusik nuraninya melihat penerapan sistem tanam paksa pemerintah Belanda yang menindas bumiputra. Dengan nama pena Multatuli, yang berarti aku menderita, dia mengisahkan kekejaman sistem tanam paksa yang menyebabkan ribuan pribumi kelaparan, miskin dan menderita. Diperas oleh kolonial Belanda dan pejabat pribumi korup yang sibuk memperkaya diri. Hasilnya, Belanda menerapkan Politik Etik dengan mendidik kaum pribumi elit, sebagai usaha ?membayar? utang mereka pada pribumi. Tragis, lucu dan humanis, Max Havelaar, salah satu karya klasik yang mendunia. Pramoedya Ananta Toer menyebutnya sebagai buku yang ?membunuh? kolonialisme. Kemunculannya menggemparkan dan mengusik nurani. Diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diadaptasi dalam berbagai film dan drama, gaung kisah Max Havelaar masih menyentuh pembaca hingga kini.
Multatuli adalah nama pena dari Eduard Douwes Dekker (1820-1887). Setelah mengabdi selama 18 tahun sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda, dia kembali ke Eropa tahun 1856 dengan nurani terusik. Dia prihatin melihat bagaimana perlakuan pemerintah Beland
Berikan rating untuk e-Buku ini
Beritahu kami pendapat anda.
Maklumat pembacaan
Telefon pintar dan tablet
Pasang apl Google Play Books untuk Android dan iPad/iPhone. Apl ini menyegerak secara automatik dengan akaun anda dan membenarkan anda membaca di dalam atau luar talian, walau di mana jua anda berada.
Komputer riba dan komputer
Anda boleh mendengar buku audio yang dibeli di Google Play menggunakan penyemak imbas web komputer anda.
eReader dan peranti lain
Untuk membaca pada peranti e-dakwat seperti Kobo eReaders, anda perlu memuat turun fail dan memindahkan fail itu ke peranti anda. Sila ikut arahan Pusat Bantuan yang terperinci untuk memindahkan fail ke e-Pembaca yang disokong.