Membumi Bersama Matahari

Lilik Wulansari lahir di Pasuruan, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Bertempat tinggal di Desa Ngabar Kecamatan Kraton - Kabupaten Pasuruan. Sekolah dasar diselesaikan di SDN Ngabar. SMP diselesaikan di SMPN 1 Wonorejo. Lalu, melanjutkan SMA di SMAN 2 Pasuruan. Pendidikan terakhir S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah di Universitas Negeri Malang. Awal mula Kariernya sebagai GTT di SMKN 1 Gedangan Malang pada 2010 s.d 2011. Lalu menjadi PTT di SMP Bayt Al-Hikmah sejak 2011 sampai 2017. Kegiatan mengajar di sekolah sempat terhenti dikarenakan harus pindah tempat tinggal ke Bondowoso. Akan tetapi, hal itu tidak mematahkan semangat untuk tetap mengabdikan diri di dunia pendidikan dengan menjadi tentor di bimbingan belajar Primagama. Pada 2019 kembali ke Pasuruan untuk mengikuti seleksi CPNS di kota Pasuruan. Akhirnya pada 2019 diangkat menjadi PNS dan mengajar di SMPN 6 Pasuruan hingga saat ini. Selama ini kemampuan menulis puisinya hanya ditulis dalam sebuah diary, bahkan hanya digunakan untuk mendidik siswa di sekolah. Saat inilah waktu yang tepat untuk menghasilkan sebuah karya. Menulis puisi adalah penjelajahan hati berisi senandung lagu batin yang tulus tertuang lewat goresan tinta.

Penulis bernama lengkap Rany Agung Prameswari, S.Pd. Lahir di Kediri, 1 Mei 1987. Ia adalah anak kedua dari dua bersaudara. Gelar sarjananya ia peroleh di Universitas Negeri Malang pada 2009 jurusan Sastra Indonesia dengan Prodi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia dan Daerah. Setelah sempat mengajar sebagai tenaga honorer di salah satu sekolah di Jakarta, penulis akhirnya bisa lulus tes pengangkatan pegawai negeri sipil pada 2018 dan mengajar di SMP Negeri 2 Mojokerto sebagai guru Bahasa Indonesia Ahli Pertama sampai saat ini. Ini adalah karya pertamanya, semoga bisa bermanfaat.

Himatus Sya’adah atau yang biasa juga dipanggil Bu Hima, adalah salah satu Guru SILN (Sekolah Indonesia Luar Negeri) di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Selama kariernya menjadi guru, dia memegang teguh prinsip bahwa ruang kelas adalah tempat travelling bahkan moodbooster terbaik yang tidak ada bandingannya. Di tengah kesibukannya sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum jenjang SD, penyuka tantangan yang lahir di Probolinggo ini tetap menggemari aktivitas outdoor dan berpetualang. Baginya, bekerja dan jalan-jalan adalah dua amunisi terbaik supaya tetap semangat menjalani hidup. Apakah kalian setuju? Meskipun tidak dapat dikatakan sebagai guru penulis, namun sosok yang sangat menggandrungi “mbolang” ini telah menerbitkan beberapa karya, baik di media harian maupun berbentuk antologi, antara lain: Esai Asmara dan Luka (Antologi Esai Finalis Olimpiade Guru Nasional, 2017), Kumpulan cerpen persahabatan, Pagar (Radar Bromo), Cerpen Anak Baik Indonesia, Eiffel dan Edelweis (Novel), Mujahidah Cinta (Novel), dan lain-lain.

Dina Merdeka Citraningrum atau dengan nama pena Dina Merdeka, merupakan tenaga pendidik di FKIP Universitas Muhammadiyah Jember. Masa kecilnya dihabiskan di sebuah desa di bawah kaki gunung Raung. S1 dan S2 ditempuhnya di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang. Kini ia telah dikaruniai dua orang anak bernama Danish dan Dania. Beberapa karya yang telah ia hasilkan adalah buku cerita rakyat dari Banyuwangi berjudul “Cerita dari Ujung Timur Jawa”, selain itu karyanya juga pernah dimuat dalam buku Antologi “Sajak-sajak San Pemimpi”, “Kampung Halaman", “Miracle of Qur’an”, “Survive for Life”, “Lika-liku Jadi Guru”, ”Perempuan Tangguh", dsb. Karyanya yang lain diterbitkan di beberapa jurnal ilmiah dan prosiding. Ia pun juga menulis lagu untuk Jingle Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Jember. Karya-karya yang ia hasilkan semata-mata untuk kebermanfaatan bagi sesama. Semoga diridai olehNya.

Website Penerbit: pustakarumahc1nta.org;

Instagram Penerbit: @penerbitprc