Namun, teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd tidak bisa diabaikan, karena selain mengandung dimensi ideologis, juga mempunyai sisi positif. Dr. Aksin Wijaya mensintesiskannya dengan teori hermeneutika negosiatif Khaled Abou el-Fadel—dan ini adalah sumbangan buku ini terhadap studi al-Qur’an kontemporer. Dengan begitu, melebihi model hermeneutika modern, teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd menjadi tidak hanya bertujuan menemukan maksud Tuhan dalam al-Qur’an, melainkan juga mampu melibatkan kelompok penerima wacana yang dalam hermeneutika kontemporer justru “diabaikan”. Jika dimensi ideologis dan otoriter dari teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd disisihkan, teori interpretasi itu akan melahirkan wacana al-Qur’an yang egaliter.