Mendengar Nyanyian Sunyi

· Skata Mediatama
5.0
1 review
Ebook
208
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Ada sejumlah perjuangan introver yang tidak diketahui banyak orang. Misalnya, perjuangannya saat harus berbicara di depan banyak orang, saat harus menyapa orang tak dikenal, saat harus berpura-pura menikmati pesta, juga saat harus mempertahankan konsep dirinya di tengah gempuran interaksi yang terfasilitasi dengan mudah oleh media sosial.

Sederet stigma dikenakan pada introver. Misalnya, pemalu, antisosial, egois, pemurung, tidak bisa bahagia. Itu terjadi hanya karena introver melekat dengan kesendirian dan kesunyian. Itu terjadi karena introver menikmati hidup dengan cara yang berbeda.

Terdiri dari 70 tulisan nonfiksi, fiksi, dan puisi yang terbagi ke dalam tiga bagian besar, buku ini merangkum sekelumit cerita yang dialami introver saat berhadapan dengan perjuangan-perjuangan itu dan mengajak pembacanya menjelajah ke “ruang angkasa” dalam kepala introver.

Buku ini menyuarakan kesunyian yang sering dianggap tak berguna, dicap sebagai keanehan, dan dinilai sebagai sesuatu yang tidak menarik. Buku ini ingin menunjukkan bahwa kesunyian bisa menjelma menjadi nyanyian merdu nan menyentuh kalbu jika didengarkan dengan hati. Maka dengarkanlah nyanyian ini dengan segenap hatimu.



Ratings and reviews

5.0
1 review

About the author

Medio 1992, konflik di Bosnia meletus. Konflik yang berujung pada perang saudara itu terjadi ketika Urfa berada dalam kandungan Ummi, ibunya. Gara-gara sering menonton berita tentang konflik tersebut, Ummi jadi sering cemas. Ummi sempat khawatir anak di kandungannya bakal jadi pencemas juga. Namun, Ummi lega karena putrinya justru tergolong tenang. Saking tenangnya, konon katanya, Urfa tak terlalu banyak tertawa waktu kecil.

Namun, saat dewasa—apalagi setelah punya anak, Urfa si anak tenang itu jadi mudah merasa cemas dan gelisah. Lantas, ia pun menemukan cara untuk berdamai dengan kecemasan dan kegelisahan tersebut, yaitu menulis-kannya. Jadilah kecemasan dan kegelisahan itu me-lahirkan beberapa buku: Happiness Laboratory: Meramu Kebahagiaan Hakiki (Elex Media, 2016), Dormi[s]tory (Self-published, 2016—sebagai kontributor), Mendengar Nyanyian Sunyi (IDS, 2017), Avenoir (IDS, 2019), Tak Masalah Jadi Orang Biasa (IDS, 2020), picture book berjudul Aduh! (Oh, No!) (The Asia Foundation, 2021), Jika Bersedih Dilarang untuk Apa Tuhan Menciptakan Air Mata (Elex Media, 2022), dan buku yang ada di tanganmu saat ini.

Di samping menulis buku, lulusan S-1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ini juga bekerja sebagai seorang editor lepas, penjual buku, dan pengusaha. Akan tetapi, aktivitas utamanya saat ini adalah menjalani hidup seperti orang-orang pada umumnya, yakni berusaha menemukan pohon ketenangan di tengah hutan ke-cemasan. Salah satunya dengan menikmati hidup sebagai orang biasa di sebuah desa yang sejuk dan damai bersama suami dan anak-anaknya di kawasan perkebunan sayuran di Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.Ia bisa dihubungi melalui surel [email protected] atau Instagram @urfaqurrotaainy.

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.