Mengenal Hipotermia
Par šo e-grāmatu
tertipu bukan tanggung jawab kami.
Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2001 sebesar 50 bayi per 1000 kelahiran hidup dan 34,7% disebabkan oleh kematian perinatal. Kematian perinatal dihubungkan dengan kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), yang mana disebabkan oleh premature, infeksi, asfeksia, hipotermi, dan inadekuat breast feeding. BBLR memiliki resiko kematian lebih tinggi dibandingkan bayi dengan berat badan normal ketika dilahirkan, khususnya kematian pada masa perinatal (Pratiwi, Soetjiningsih, & Kardana, 2009). Hiportemia memberikan konstribusi untuk kematian perinatal neonatal terutama di Negara yang berkembang, oleh karna itu World Health Oranization (WHO) memasukkan thermal care dalam komponen pencegahan hiportemia neonatus sebagai komponen esensial perawatan bayi baru lahir (Mullany, et al, 2010). Menurut Rohman (2011), bayi tidak bias mengatur suhu tubuh mereka sehingga akan mengalami stress dengan perubahan lingkungan.
Vērtējumi un atsauksmes
Par autoru
Ita Ratnasari dilahirkan di Bangala loe, Bantaeng pada tanggal 31 maret 1999. Anak ke dua dari duabersaudara hasil buah kasih dari pasangan Sahiri dan Bulan. Pendidikan Formal dimulai dari Sekolah Dasar di SDN 29 Campagaloe Kab.Bantaeng dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bissappu Kab. Bantaeng dan lulus pada tahun 2014, dan pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bantaeng Kab. Bantaeng dan lulus pada tahun 2017. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Padjajaran dan mengambil Jurusan Kedokteran di Fakultas Kedokteran. Setelah lulus, penulis menjadi dokter di Bandung dan aktif di Forum Menulis Semesta di Bandung.
