Menilik Wajah Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi

· ·
· Penerbit NEM
ኢ-መጽሐፍ
100
ገጾች
የተሰጡት ደረጃዎች እና ግምገማዎች የተረጋገጡ አይደሉም  የበለጠ ለመረዳት

ስለዚህ ኢ-መጽሐፍ

Melalui buku ini kita akan melihat satu dari sekian banyak situasi dan kondisi pendidikan di wilayah Indonesia yang terdampak pandemi. Akan tetapi tanpa kita sadari pandemi bukan satu-satunya alasan pendidikan di Indonesia belum menemukan rohnya yang sesungguhnya. Negeri kita tidak pernah kekurangan orang-orang cerdas, masalah yang terus-menerus kita temukan di negeri ini adalah orang-orang cerdas yang bahkan dipercayai mengelola negeri ini terlibat dalam perilaku-perilaku yang melanggar hukum agama dan hukum negara. Fenomena tersebut cukup menjadi bukti bagaimana pendidikan di negara kita berkembang dengan parameter yang menitikberatkan pada nilai akademis semata, mengukur keberhasilan pendidikan hanya dari penyerapan alumni di dunia kerja, sehingga melupakan eksistensi manusia yang sebenarnya lebih luas dari nilai-nilai yang dapat diukur dengan alat ukur manusia.

ስለደራሲው

Dr. Arimbi, S.Or., M.Pd., lahir di Ujung Pandang, pada tanggal 14 Mei 1984. Menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri Makassar tahun 2006, S2 Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Pascasarjana Universitas Negeri Makassar tahun 2009, dan pendidikan S3 Ilmu Kedokteran di Pascasarjana Universitas Hasanuddin tahun 2015. Mengawali karier sebagai dosen luar biasa pada Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar tahun 2006-2008 dan sebagai dosen tetap pada jurusan yang sama sejak 2008 sampai sekarang. Pernah menjabat sebagai Sekretaris Pusat Penelitian Pemuda dan Olahraga Universitas Negeri Makassar dan saat ini menjabat sebagai Kepala Laboratorium Fisioterapi pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Penulis juga aktif sebagai peneliti, pengabdi, dan menulis beberapa buku lainnya, serta saat ini dipercaya sebagai Ketua Umum di Yayasan Gema Prestasi Indonesia (YAGPI) periode 2019-2024.

Makna pendidikan bagi saya sebagai seorang pendidik, bahwa mendidik adalah mengenalkan adab, membangun karakter untuk mengembangkan potensi terbaik diri setiap individu agar dapat memberi manfaat tidak hanya untuk kehidupannya sendiri tapi bagi kehidupan lain yang lebih luas. Dalam 16 tahun berkutat dalam dunia pendidikan, saya akhirnya meyakini negeri kita tidak pernah kekurangan orang-orang cerdas, tapi masalah yang terus-menerus kita temukan di negeri ini adalah orang-orang cerdas yang bahkan dipercayai mengelola negeri ini terlibat dalam perilaku-perilaku yang melanggar hukum agama dan hukum negara. Fenomena tersebut cukup menjadi bukti bagaimana pendidikan di negara kita berkembang dengan parameter yang menitikberatkan pada nilai akademis tertulis, cenderung melupakan pendidikan adab sejak dini, tentu dalam hal ini sekolah bukan satu-satunya apalagi yang utama dalam mengajarkan adab pada anak. Lingkungan keluargalah sebagai madrasah pertama dan utama setiap anak. Tanamkan pemahaman adab, kenalkan anak pada agamanya sedini mungkin mulai dari hal terkecil, ajarkan dengan memberi contoh. Dengan fondasi dasar yang demikian, di lingkungan sekolah mereka akan tumbuh dengan berbagai pengalaman baru, pengetahuan yang baru tetapi memiliki fondasi kokoh dalam jiwanya untuk kemudian menjadi pribadi-pribadi yang hebat.

Dr. Poppy Elisano Arfanda, M.Pd., dilahirkan di Surabaya pada 12 Desember 1975. Pernah menempuh pendidikan S1 Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi tahun 1998 di IKIP Surabaya, S2 Pendidikan Olahraga pada tahun 2004 di Universitas Negeri Surabaya, dan saat ini sedang menjalani pendidikan Doktoral di Universitas Negeri Surabaya. Pernah menjadi guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMP Gita Kirtti Surabaya pada tahun 1998-2008, dan di SMP Negeri 17 Surabaya pada tahun 2008-2011. Saat ini menjadi salah satu tenaga Dosen di Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Makassar sejak tahun 2011. Penulis juga aktif di beberapa organisasi keolahragaan.

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang dinamis, yang akan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Tujuan akhir dari pendidikan adalah adanya perubahan ke arah yang lebih baik, dan pada era abad 21 pendidikan yang didapatkan harus menghasilkan suatu keterampilan menuju pada profesionalisme. Pendidikan dimulai dari pendidikan tingkat dasar dan berlanjut hingga pendidikan tinggi, guna mempersiapkan seorang anak dalam menghadapi hidup dan yang lebih jauh lagi adalah untuk sisa hidup mereka. Bertolak dari hal tersebut maka seorang anak dituntut untuk berpikir kritis, berpikir secara rasional untuk menganalisis berbagai jenis informasi. Memecahkan masalah merupakan hal yang tidak kalah pentingnya karena dapat membantu siswa dalam menemukan solusi dari masalah yang muncul, melalui konstruksi pengetahuan dan pengalaman yang ada. Komunikasi merupakan interaksi sosial yang menjadi pendukung berlangsungnya pendidikan dalam kehidupan sosialnya. Setiap anak dididik dalam hal komunikasi sehingga mereka mampu berkomunikasi dengan baik agar diterima di lingkungannya. Komunikasi ini mengacu pada bagaimana seseorang dapat mengekspresikan diri secara efektif, secara lisan maupun tertulis. Komunikasi yang baik sehingga penerima pesan dapat menerima pesan dengan benar dan tidak terjadi kesalahpahaman. Jika dulu di dunia pendidikan terkenal dengan kompetisi, maka sekarang seorang anak dituntut untuk dapat berkolaborasi dalam proses pendidikan, sehingga mereka dapat memperluas ilmu pengetahuan yang didapatkan. Kolaborasi adalah tentang melengkapi kelebihan dan kelemahan masing-masing individu untuk mencapai hasil terbaik. Selain itu, bekerja sama membantu untuk bertindak lebih bertanggung jawab, memahami satu sama lain, dan menghormati perbedaan yang muncul.

Prof. Dr. Drs. H. Arifuddin Usman, M.Kes., lahir di Balangnipa, Sinjai 13 Maret 1965. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi di FPOK IKIP Ujung Pandang tahun 1989, pendidikan S2 di Universitas Airlangga Surabaya tahun 1997, dan pendidikan Doktoral di Universitas Negeri Makassar tahun 2018. Tahun 1999-2003 menjabat sebagai Kepala Laboratorium pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek). Sebagai Sekretaris Jurusan Penjaskesrek tahun 2003-2004, dan Ketua Jurusan Penjaskesrek 2004-2005. Menjabat sebagai Pembantu Dekan III (PD III) FIK UNM tahun 2005-2009. Pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan selama dua periode tahun 2009-2016, dan sebagai Wakil Rektor III (WR III) Universitas Negeri Makassar 2016-2020.

Pendidikan tidak hanya tentang sekolah, pendidikan lebih luas merupakan suatu proses menumbuhkan benih-benih budaya dan menyemaikan sebuah peradaban manusia yang hidup dan dihidupi oleh norma dan pandangan yang berkembang dan dikembangkan di dalam suatu masyarakat. Dalam konteks inilah pendidikan disebut sebagai proses pembudayaan. Sehingga budaya dan pendidikan merupakan suatu kesatuan yang harus terus tumbuh berdampingan untuk melahirkan karakter-karakter cerdas yang berpegang teguh pada nilai-nilai yang telah mengikat dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan saat ini sering kali justru bertolak belakang dengan tumbuhnya kebudayaan, pendidikan yang tumbuh tanpa nilai-nilai budaya atau kebudayaan yang tumbuh tanpa pendidikan keduanya hanya menanti kehancuran dalam ketidakbermaknaan dan kehampaan. Kita tentu berharap bangsa Indonesia berkembang menjadi bangsa yang unggul, cerdas dalam melahirkan konsep-konsep yang bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat dengan tetap menyelaraskannya dengan nilai-nilai kebudayaan bangsa.

ለዚህ ኢ-መጽሐፍ ደረጃ ይስጡ

ምን እንደሚያስቡ ይንገሩን።

የንባብ መረጃ

ዘመናዊ ስልኮች እና ጡባዊዎች
የGoogle Play መጽሐፍት መተግበሪያውንAndroid እና iPad/iPhone ያውርዱ። ከእርስዎ መለያ ጋር በራስሰር ይመሳሰላል እና ባሉበት የትም ቦታ በመስመር ላይ እና ከመስመር ውጭ እንዲያነቡ ያስችልዎታል።
ላፕቶፖች እና ኮምፒውተሮች
የኮምፒውተርዎን ድር አሳሽ ተጠቅመው በGoogle Play ላይ የተገዙ ኦዲዮ መጽሐፍትን ማዳመጥ ይችላሉ።
ኢሪደሮች እና ሌሎች መሳሪያዎች
እንደ Kobo ኢ-አንባቢዎች ባሉ ኢ-ቀለም መሣሪያዎች ላይ ለማንበብ ፋይል አውርደው ወደ መሣሪያዎ ማስተላለፍ ይኖርብዎታል። ፋይሎቹን ወደሚደገፉ ኢ-አንባቢዎች ለማስተላለፍ ዝርዝር የእገዛ ማዕከል መመሪያዎቹን ይከተሉ።