“Jadi untuk apa mama menikah kalau suaminya tidak menafkahi? Percuma dong kalau begitu!” Ujarku sambil menekuk wajah. Kesal.
Mamaku menikah lagi dengan laki-laki pengangguran yang usianya lebih muda. Sekarang hidup mama miskin dan menderita, bahkan mama tidak mampu membiayai pesta pernikahanku. Apakah aku salah jika kesal dengan mama?