kematian macam apa
yang tak akan menundukkan kepala
di hadapan mata si gila?
Sungguh menyenangkan usiaku lewat sia-sia
karena membayangkanmu
Tersenyum-senyum sendiri melihat wajahmu
meloncat dari satu benda ke benda lain
Sedih mengharu-biru kala teringat
kau dan aku tak mungkin bisa bersatu
*
Sajak-sajak di dalam buku ini saya buat dalam rentang waktu tujuh tahun (2011–2018). Semula, saya menulis sajak-sajak eksistensial. Namun, setelah jengah dengan tema itu, saya beralih menulis sajak-sajak cinta. Tujuannya adalah agar pandangan saya terhadap puisi tidak lagi berlebih-lebihan dengan, misalnya, menganggapnya sebagai sesuatu yang monastik. Saya seorang lelaki yang kebetulan bisa menulis sajak, dan—sebagaimana lelaki lain—saya pernah mengalami jatuh cinta. Sehingga, lahirlah dari tangan saya sajak-sajak cinta yang terhimpun di dalam buku ini.
Muhammad Ali Fakih