وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur'an dan kenabian Muhammad saw.). [Al Maidah 83]
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kesempurnaan manusia berada dalam makrifat yang diiringi dengan kecintaan, pemahaman dan penerimaan.
2. Kesiapan hati manusia mampu mempercepat dirinya menemukan kebenaran. Sebagaimana orang-orang Kristen yang menemukan kebenaran dengan mendengar bacaan ayat-ayat al-Quran. Sementara betapa banyak umat Islam yang mengiringi Nabi Muhammad Saw, tapi mereka tidak mengenal kebenaran.
Apa sesungguhnya makna air mata dan tangisan melalui Al-Qur'an?
Mari kita telusuri dalam buku ini.
Shaf
electronic publishing