Hidup di Dunia adalah soal kesementaraan. Manusia hanya mahkluk yang lihai bergerak melintasi waktu di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Semua yang terjadi hingga kini adalah proses menjadi. Tanpa selalu diketahui, misteri sepenuhnya milik Sang Ilahi. Kita, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang diciptakan sempurna. Tetapi, pada kenyataannya, tak lepas dari sebuah kesalahan dan kekurangan yang terjadi di antara kita. Dalam proses mencinta, kedatangan dan kepergian adalah sebuah titik yang tak perlu ditanya. Semua memang menjadi warna dari kehidupan Semesta. Setiap jejak, tidak hanya meninggalkan bekas, melainkan ada kisah dan kasih yang turut berjarak dan bergerak. Memori layaknya ruang menepis segala kemustahilan. Terkadang waktu tidak bisa ditebak, kini bahagia dan esok penuh luka. Residu tidak hanya menyajikan sisa-sisa dari sebuah cerita yang pernah ada, tetapi lebih dari itu, menjadi sebuah catatan bagi seorang manusia untuk tidak melupakan segala yang sementara tidak ingin semuanya menjadi sia-sia. Kini, bisa saja luka yang sedang mampir untuk menjadi derita. Kelak, semua akan menjadi bekal terciptanya canda dan tawa, walaupun tidak semuanya berakhir bahagia. Tanpa karya, manusia bukan apa-apa, bahkan setiap perasaan belum tentu mengandung harapan, begitu juga harapan mustahil terwujud tanpa melibatkan perasaan. Rajut setiap makna dibalik sebuah asa dan rasa. Mari tenggelam bersama.