Lekra Tak Membakar Buku: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965

·
· Mera Kesumba
5.0
3 reviews
Ebook
582
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

"Di era Demokrasi Terpimpin (1959-1965), langit kebudayaan Indonesia dikuasai oleh Lekra de­ngan mengusung panji-panji agar semuanya diabdikan untuk mencapai tujuan revolusi yang belum ram­pung. Buku ini mencoba mengungkap kembali apa sebenarnya yang terjadi di era yang sarat gesekan itu" (Prof. Dr. M. Syafii Maarif, guru besar sejarah, cendekiawan Muslim dan mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta penerima Magsaysay Award 2008)


"Buku ini menarik terlepas dari sumber tunggal yang digunakan; memberikan informasi mengenai situasi Indonesia dari sudut pandang Harian Rakjat. Bagi sejarawan, buku ini menjadi sumber yang sangat berguna kalau mereka mau melakukan penelitian lanjut tentang peranan suratkabar, teru­tama pada periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin. Oleh karena itu, terlepas dari setuju atau tidak, buku ini merupakan salah satu buku yang sangat penting" (Dr. Anhar Gonggong, sejarawan)


"Kalau mau jujur, di masa Lekra-lah budaya kerakyatan itu menemukan 'masa keemasan'-nya. Hidup dan sangat bergairah. Di sana kebudayaan diarahkan sepenuhnya pada pemihakan yang jelas-tegas kepada kaum yang tertindas. Apalagi konsepsi 'seni untuk Rakyat' dalam konteks yang kongkrit itu didukung oleh koran progresif seperti Harian Rakjat. Jurnalisme yang terang-te­rang­an memproklamasikan diri berpihak pada kaum tertindas dan menentang secara terbuka filsafat-filsafat yang meracuni kebudayaan masyarakat. Koran ini juga yang dengan sadar me­nye­di­akan pentas seluas-luasnya untuk menampung pikiran-pikiran kebudayaan seperti sajak, esei, cerita pendek, drama, dan sebagainya, yang barangkali tak dimiliki koran-koran lain untuk ma­sa­nya. Buku ini berusaha menunjukan bagaimana jalan kebudayaan rakyat itu dikelola secara sek­sa­ma dengan menampilkan kekayaan wacana, refleksi, perdebatan budaya, lepas dari soal bahwa kemudian ideologi itu salah atau benar. Maka buku ini patut dibaca agar kita bisa menajamkan kembali pikiran budaya kita yang tak terlepas dari kepentingan rakyat. Sebab selama tak ada pemihakan yang jelas, selama itu pula seni untuk rakyat tak ada" (Dr. Sindhunata, budayawan dan penulis sejumlah buku)


"Buku ini penting dan menarik, sebab mencerminkan hasrat generasi muda negeri ini untuk me­nyu­suri kembali jejak sejarah bangsanya dari perspektif yang berbeda. Yaitu, dari perspektif yang lebih terbuka, lebih kritis, lebih kreatif dan lebih bersikap positif terhadap rakyat. Di sini ke­li­hatan bahwa jika dipercaya dan diberi kesempatan, rakyat Indonesia memiliki potensi yang lu­ar biasa untuk memajukan dan memakmurkan bangsanya. Sayang sekali potensi itu telah di­ba­bat oleh segelintir penguasa yang suka berkolaborasi dengan keserakahan modal asing sambil me­la­­yani kepentingan diri-sendiri. Buku ini dapat menjadi pendorong untuk menegakkan kem­ba­li kedaulatan rakyat Indonesia" (Dr. Baskara T. Wardaya SJ, Direktur PUSDEP, Pusat Sejarah dan Etika Politik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta)


"Sosialisme sebagai sumber pemihakan tani-buruh dan seni budaya pro rakyat jelata yang hilang paska 1965 kini hidup kembali. Buku ini memberikan kita jejak pemikiran dan kepedulian popu­lis yang berbasis kerakyatan itu" (Dr. Mudji Sutrisno, penggiat budaya dan pengajar studi filsafat di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia)


"Ini adalah terbitan yang punya makna penting bagi Indonesia di masa periode Demokrasi Ter­pim­pin. Nilai dari buku ini adalah bahwa ia dengan sangat hati-hati menggunakan/mengumpulkan bukti untuk menyingkirkan mitos tentang Lekra yang muncul sebelumnya. Setelah buku Keith Foulcher tentang Lekra yang terbit pada 1986, tak ada lagi studi yang komprehensif tentang subjek yang paling penting ini, sehingga kita sangat berterima kasih kepada penulisnya yang memberi gambaran yang jelas tentang sejarah kebudayaan Indonesia" (Prof. Dr. Adrian Vickers, Professor of Southeast Asian Studies School of Languages and Cultures)


"Riset ini membuka tabu; sebuah ruang ingatan yang ragu-ragu kita ketahui. Ragu karena trauma, ragu karena kegelapan, dan ragu karena hilangnya keberanian kritis untuk memeriksa masa lam­pau. Dengan caranya sendiri, serpihan tulisan ini mengantar kita untuk mengenal sebuah masa, tentang sebuah gerakan kebudayaan yang dengan keras kepala dan dengan kepercayaan penuh di­per­tahankan pemeluknya. Kisah tentang 'the true believers'" (Taufik Rahzen, budayawan, kurator seni rupa, dan penggiat festival)


Ratings and reviews

5.0
3 reviews

About the author

Muhidin M. Dahlan lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1978. Pernah aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-MPO), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Menulis ratusan artikel di koran-koran penting Indonesia. Menerbitkan puluhan buku dan terlibat sebagai tim editor buku-buku Pramoedya Ananta Toer di Lentera Dipantara sejak 2003. Ia pernah ditugasi sebagai koordinator penulisan riset, seperti Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007) dan Kronik Seabad Kebangkitan Indonesia (1908-2008).

Rhoma Dwi Aria Yuliantri lahir di Kulon Progo, D.I. Yogyakarta, pada 1982. Lulus dalam dua program studi, yakni Ilmu Sejarah (2004) dan Pendidikan Sejarah (2007) di Universitas Negeri Yogyakarta. Saat ini, ia menjadi pengajar di Jurusan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam hal riset, bergabung dalam I:BOEKOE sebagai periset utama Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007), Seabad Pers Perempuan (1908-2008), dan Kronik Seabad Kebangkitan Indonesia (1908-2008).

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.