Kebesaran seseorang dapat dilihat dari, salah satunya, kontribusinya terhadap masyarakat. Semakin besar kontribusi seseorang terhadap masyarakat, maka nama orang tersebut akan terus dikenang. Nama cucu Rasulullah saw, Imam Husain, misalnya, akan terus terpatri di hati masyarakat—muslim maupun nonmuslim—sebagai sosok yang berani menentang kezaliman sekalipun pedang menjadi pengantar nyawanya. Bagi muslim, kesyahidan beliau di Karbala pada 61 H telah merevolusi pemikiran umat Islam yang saat itu tercengkeram dalam kekuasaan Dinasti Umayah yang direpresentasikan oleh Yazid, putra Muawiyah. Dari tragedi Asyura, 10 Muharam, ini muncullah Gerakan Mukhtar Tsaqafi, al-Tawwabun, pemberontakan Zaid bin Ali bin Husain, hingga yang paling kontemporer, meletusnya Revolusi Islam Iran tahun 1979. Sementara, bagi nonmuslim, kesyahidan Imam Husain pun menjadi inspirasi perjuangan bangsa tertindas sebagaimana diakui oleh, sebagai contoh, Mahatma Gandhi.