Muslihat Sang Ratu

· Serial Cerita Silat Joko Sableng - Pendekar Pedang Tumpul 131 पुस्तक 14 · Pantera Publishing
१.०
१ समीक्षा
इ-पुस्तक
118
पृष्ठहरू
रेटिङ र रिभ्यूहरूको पुष्टि गरिएको हुँदैन  थप जान्नुहोस्

यो इ-पुस्तकका बारेमा

MESKI Ratu Pemikat adalah orang yang paling terkejut karena baginya tidak mungkin dapat hindarkan diri selagi tubuh Dewa Orok masih nongkrong di tengkuknya, namun Dewa Orok juga tampak tak kalah terkejut. Namun pemuda ini cepat berpikir. Kejap lain kedua kakinya yang telah lepas dari gaetan Ratu Pemikat ditarik ke atas menggaet lengan si perempuan yang tengah terangkat.


Dewa Orok kerahkan tenaga dalamnya. Tubuh bagian alasnya disentakkan ke atas. Bersamaan dengan itu tubuhnya terangkat. Karena kedua kakinya menggaet kedua lengan Ratu Pemikat, maka tak urung sosok Ratu Pemikat juga ikut terangkat.


Lima jengkal lagi gelombang dahsyat melanggar, Dewa Orok gerakkan kedua kakinya ke arah lambung kiri kanan Ratu Pemikat. Dengan sedikit sentakkan kaki, sosoknya melesat.


Di lain pihak, Ratu Pemikat cepat sentakkan kedua kakinya. Sosoknya berkelebat. Tapi kelebatan tubuh Ratu Pemikat bersamaan dengan datangnya gelombang, hingga meski tubuhnya selamat, namun tak urung kaki kanannya masih juga tersambar gelombang. Tak ampun lagi tubuhnya sempat terbanting di udara sebelum akhirnya jatuh terkapar.


Dewa Orok cepat balikkan tubuh. Bersamaan dengan itu Ratu Pemikat cepat sentakkan kedua tangannya. Sosoknya bergerak duduk. Sejenak perempuan ini meneliti bagian kakinya. Parasnya seketika berubah. Karena kaki kanannya tampak mengembung hitam dan terasa panas luar biasa.


“Bangsat siapa yang berani lakukan serangan dari belakang ini?!” Laksana disentak setan, kepalanya cepat berpaling ke belakang dari mana gelombang yang sempat menghajar kaki kanannya datang.


Kali ini meski Ratu Pemikat sempat terkesiap, tapi yang terlihat paling tersentak kaget adalah Dewa Orok. Kedua orang ini melihat seorang laki-laki berkepala gundu! tegak dengan kedua tangan mengembang ke belakang dan bibir sunggingkan senyum dingin.


“Sialan! Mengapa kau menyerangku?!” seru Ratu Pemikat dengan suara keras bergetar.


“Betul! Sialan! Mengapa dia juga menyerangku?” Dewa Orok ikut-ikutan memaki meski raut wajahnya tak dapat sembunyikan rasa khawatir.


Laki-laki berkepala gundul dan bukan lain adalah Iblis Rangkap Jiwa adanya tanggapi makian orang dengan mulut terkancing. Namun tubuhnya terlihat sedikit bergetar tanda laki-laki ini telah dilanda amarah.


Iblis Rangkap Jiwa memandang pada Dewa Orok dengan tampang beringas.


“Kali ini kau tak akan lolos, Jahanam’” teriaknya sambil kerahkan tenaga dalam.


“Astaga! Jadi Iblis Rangkap Jiwa telah mengenal pemuda itu! jangan-jangan pemuda itu salah satu orang yang diceritakan bersama-sama Pendekar 131! Jadi dia adalah Dewa Orok….” Ratu Pemikat membatin dalam hati seraya pandangi Dewa Orok. Lalu berpaling lagi pada iblis Rangkap Jiwa.


Sebenarnya Iblis Rangkap Jiwa sudah sejak tadi mengintai dan mendengar adu mulut antara Dewa Orok dan Ratu Pemikat. Namun sejauh ini dia belum berani unjuk diri. Dia masih khawatir kalau Pendekar 131 dan Ratu Malam ada di sekitar tempat ini, karena pada pertemuan kemarin Dewa Orok memang bersama-sama dengan Pendekar 131 dan Ratu Malam.


Begitu ditunggu agak lama dan yakin kalau tidak ada orang lain di sekitar tempat itu, Iblis Rangkap Jiwa segera kirimkan pukulan saat Ratu Pemikat hendak lakukan pukulan ke arah Dewa Orok yang tengah nongkrong di atas tengkuknya.


Sementara melihat siapa adanya orang, Dewa Orok terlihat gelisah. Untuk beberapa saat dia tampak tercenung berpikir. “Di sini memang ada seorang perempuan. Tapi tak mungkin dia mau kuajak bekerja sama. Bagaimana sekarang…?!”


Selagi Dewa Orok tengah berpikir, Ratu Pemikat telah bangkit berdiri meski sesaat tampak terhuyung-huyung.


“Kau bernasib malang! Di tempat ini tidak ada lagi orang yang dapat membantumu, Jahanam! Dan nyawamu seperti pernah kukatakan adalah telah diperuntukkan untukku sebagai imbalan!” kata Iblis Rangkap Jiwa lalu angkat kedua tangannya.


“Tunggu!” tahan Ratu Pemikat.


Iblis Rangkap Jiwa tidak hiraukan seruan Ratu Pemikat. Kedua tangannya terus diangkat tinggi-tinggi ke atas. Maklum akan apa yang hendak dilakukan iblis Rangkap Jiwa dan yakin jika Iblis Rangkap Jiwa tidak main-main dengan ucapannya, Ratu Pemikat cepat berkelebat ke arah Iblis Rangkap Jiwa.


Ratu Pemikat angkat tangannya menahan kedua tangan Iblis Rangkap Jiwa yang hendak kirimkan pukulan ke arah Dewa Orok.


“Jangan bikin dia mampus! Keterangannya kita butuhkan! Menurut ucapan-ucapannya dan ceritamu, aku hampir yakin kalau dia tahu di mana Pendekar 131! Kalau dia sampai mampus, pencarian kita tambah sukar.


“Tapi dia harus mampus di tanganku! Kalau tidak, urusan dengan Malaikat Penggali Kubur tidak cepat selesai!” sahut Iblis Rangkap Jiwa dengan mata terus pandangi Dewa Orok. Laki-laki berkepala gundul ini seakan tidak mau lagi kehilangan orang yang harus dibunuh seperti yang diperintahkan Malaikat Penggali Kubur.


“Dia memang harus mampus! Tapi bukan untuk saat sekarang! Setelah dia beri keterangan, nyawanya terserah padamu!”


Iblis Rangkap Jiwa gelengkan kepala. “Jejak Pendekar 131 dapat kita cari! Tapi kalau aku kehilangan jejak manusia buntung itu, urusanku akan jadi berantakan! Bahkan nyawaku tidak dapat kuselamatkan!”


“Urusanmu dengan Malaikat Penggali Kubur nanti bisa kita atur lagi…. Bukankah tujuan utamamu kitab itu? Dengan keterangan dari pemuda bertangan buntung itu, kita akan tahu di mana Pendekar 131. Kalau kita berhasil mempertemukan Pendekar 131 dengan Malaikat Penggali Kubur, urusan kitab sakti itu akan juga selesai! Bukankah begitu?”


“Tapi urusanku dengan Malaikat Penggali Kubur lain! Nyawaku tergantung pada nyawa pemuda itu!”


Ratu Pemikat tertawa perlahan. “Urusan Malaikat Penggali Kubur dengan Pendekar 131 kurasa lebih berarti bagi Malaikat Penggali Kubur dibanding urusan nyawa pemuda buntung itu dan kau!”


“Tapi….”


“Nyawanya hanya kita tahan sementara sampai dia beri keterangan! Malah mungkin Malaikat Penggali Kubur tentu dapat mengerti apa yang kita lakukan jika dia kelak tahu!” potong Ratu Pemikat lalu lepaskan kedua tangannya pada kedua tangan Iblis Rangkap Jiwa.


“Bikin dia tidak berdaya!”


Sesaat Iblis, Rangkap Jiwa terdiam. Namun saat lain kepalanya mengangguk. Bersamaan dengan itu kedua tangannya bergerak lakukan pukulan. Namun tenaga dalam yang dikerahkan sudah jauh berkurang dari apa yang hendak dilakukan semula.


Di depan sana Dewa Orok tampak tarik sedikit tubuhnya ke belakang. Pemuda itu maklum akan tingkat ilmu Iblis Rangkap Jiwa. Hingga dia tak berani bertindak sembarangan.


Ketika gelombang angin dahsyat melesat dari kedua tangan iblis Rangkap Jiwa, Dewa Orok cepat sentakkan tubuhnya ke depan.


Wuuttt!


Gelombang kabut putih menghampar dan dada Dewa Orok memangkas gelombang angin yang keluar dari kedua tangan iblis Rangkap Jiwa.


Karena Iblis Rangkap Jiwa hanya kerahkan sedikit tenaga dalamnya, sementara Dewa Orok kerahkan se-. genap tenaga dalamnya, maka begitu kedua pukulan mereka bentrok di udara, sosok iblis Rangkap Jiwa tampak mencelat mental sampai satu setengah tombak ke belakang. Di lain pihak, sosok Dewa Orok hanya terseret beberapa langkah. Meski demikian, paras pemuda bertangan buntung ini tampak berubah. Dadanya bergetar keras. Malah kedua pijakan kakinya sedikit menekuk.


Sementara sosok Iblis Rangkap Jiwa tampak jatuh terkapar di atas tanah. Namun karena laki-laki ini dikenal sebagai tokoh berilmu tinggi yang tahan pukul, maka begitu sosoknya terkapar di atas tanah, dia cepat bergerak bangkit. Kejap kemudian dia berkelebat dan tahu-tahu telah tegak di hadapan Dewa Orok dengan senyum seringai.


“Wah…. Benar-benar celaka kali ini!” desis Dewa Orok. Wajahnya tegang dengan mulut komat-kamit. Namun kali ini bundaran karet pada mulutnya tidak perdengarkan suara.


“Hem…. Manusia ini benar-benar luar biasa! Dia memang tidak mempan pukulan! Aku harus dapat memanfaatkan tenaganya….“‘Diam-diam Ratu Pemikat membatin. “Dia tampaknya melakukan apa yang kuucapkan…. Dengan begitu apa yang kurencanakan akan segera menjadi kenyataan….”


Habis membatin begitu, Ratu Pemikat ikut berkelebat, dan tegak di samping Iblis Rangkap Jiwa. Sejurus dia memandang pada Dewa Orok, lalu beralih pada Iblis Rangkap Jiwa. Bibirnya sunggingkan senyum. Kepalanya bergerak mendekat. Dia lalu berbisik.


“Buat dia tidak berkutik! Setelah itu kita bersenang-senang….”


Iblis Rangkap Jiwa tersenyum. Dipandanginya dada dan pinggul Ratu Pemikat. “Tidak sulit lakukan apa yang kau minta…,” bisiknya.


“Kalian berbisik-bisik apa…?!” teriak Dewa Orok. Pemuda ini sengaja mencari bahan pembicaraan untuk mengulur waktu sambil berpikir untuk dapat selamatkan diri, karena dia sadar tidak ada gunanya melayani Iblis Rangkap Jiwa yang tahan terhadap pukulan. Malah hal Itu akan membuatnya celaka sendiri.


Mendengar teriakan Dewa Orok, Iblis Rangkap Jiwa sentakkan kepalanya menghadap. Sepasang matanya berkilat. Seakan tahu apa yang ada dalam benak Dewa Orok, Iblis Rangkap Jiwa tertawa bergelak lalu berkata.


“Jangan harap kau bisa memancingku untuk berdebat Ha…. Ha…!”


Gelakan tawa Iblis Rangkap Jiwa belum lenyap, kedua tangannya telah lakukan pukulan ke arah Dewa Orok.


Mungkin takut kalau Iblis Rangkap Jiwa hanya kerahkan sedikit tenaga dalamnya, Ratu Pemikat segera pula lakukan pukulan. Yang diarah adalah bagian kaki Dewa Orok.


“Benar-benar akan tamat riwayatku…,” gumam Dewa Orok. Namun meski sudah merasa maklum tak ada artinya lagi memangkas pukulan kedua orang di hadapannya, pemuda bertangan buntung ini tidak mau berdiam diri. Tubuhnya cepat disentakkan ke belakang lalu dihempaskan ke depan.


Pukulan dari Iblis Rangkap Jiwa dan Ratu Pemikat tampak semburat kian kemari. Namun karena harus bentrok dengan dua pukulan, mau tak mau sosok Dewa Orok tampak mencelat deras ke belakang meski di depan sana Ratu Pemikat dan iblis Rangkap Jiwa juga terlihat mental.


Kali ini rupanya Iblis Rangkap Jiwa sudah tidak sabaran lagi, apalagi setelah mendapat janji dari Ratu Pemikat. Hingga begitu tubuhnya mental ke belakang, dia cepat kuasai diri lalu sekonyong-konyong melesat balik ke arah Dewa Orok yang masih terhuyung-huyung.


Belum sampai Dewa Orok tegak kuasai diri, tendangan sepasang kaki Iblis Rangkap Jiwa telah berkelebat angker ke arah kakinya!


Dewa Orok masih tidak tinggal diam. Kaki kanannya diangkat.


Bukkkk!


Tubuh Dewa Orok terputar. Saat itulah Ratu Pemikat melabrak dengan lakukan tendangan.


Bukkk!


Putaran tubuh Dewa Orok semakin kencang. Dan belum sempat Dewa Orok hentikan diri, kaki kiri Iblis Rangkap Jiwa telah pula menggebrak!


Dewa Orok mengeluh tinggi hingga bundaran karet di mulutnya melesat keluar dan mengapung di udara. Bersamaan dengan itu putaran tubuhnya berbalik arah!


Ratu Pemikat bergerak lagi. Namun Iblis Rangkap Jiwa telah mendahului gerakkan tangan kanannya. Serta-merta putaran tubuh Dewa Orok terhenti! Malah pemuda ini tidak bisa gerakkan lagi anggota tubuhnya!


Ratu Pemikat urungkan niat. Matanya melirik pada Iblis Rangkap Jiwa.


“Sialan! Dia mendahului gerakanku…. Berarti dia akan menagih janji yang tadi kuucapkan…” Ratu Pemikat membatin. “Seandainya aku tadi berhasil mendahului, aku masih bisa membuat alasan! Tapi sekarang….”


“Aku telah lakukan apa yang kau minta! Apa acara kita bisa segera dimulai sekarang juga?!” Iblis Rangkap Jiwa berkata dengan sunggingkan senyum.


Ratu Pemikat sempat tersentak. Namun perempuan ini tidak mau menunjukkan keterkejutannya. Dia balas memandang dengan bibir mengembang senyum.


“Janjiku akan selalu kutepati…. Tapi kita harus minta keterangan dahulu dari pemuda itu! Bukankah acara kita akan lebih tenang kalau kita sudah tahu di mana beradanya orang yang kita cari…?”


Tampang Iblis Rangkap Jiwa berubah. Jelas laki-laki ini tampak dongkol dengan ucapan Ratu Pemikat. Ratu Pemikat tahu apa yang harus dilakukan menghadapi orang macam Iblis Rangkap Jiwa.


Tanpa buka suara lagi, Ratu Pemikat melangkah mendekati Iblis Rangkap Jiwa. Kedua tangannya mengembang dengan dada dibusungkan. Mulutnya setengah dibuka. Lalu seraya sipitkan sedikit matanya, kedua tangannya dilingkarkan pada tengkuk Iblis Rangkap Jiwa. Bersamaan itu, kepalanya didorong ke depan.


Iblis Rangkap Jiwa yang semula hanya diam dengan mulut terkancing rapat cepat kembangkan kedua tangannya lalu dilingkarkan pada pinggang Ratu Pemikat. Saat bersamaan kepalanya bergerak menyambut wajah sang Ratu yang mendekat ke wajahnya.


Untuk beberapa saat kedua orang ini tenggelam dalam peluk cium mesra. Malah kedua tangan Iblis Rangkap Jiwa sudah bergerak dari lingkaran pinggang Ratu Pemikat dan kini merambat ke arah dadanya.


Di depan sana, Dewa Orok yang tegang tak bisa bergerak karena tertotok Iblis Rangkap Jiwa hanya memandang melongo dengan mata membelalak.


"Busyet! Dadaku jadi ikut berdebar-debar! Mereka sungguh tega hati berbuat begitu di depan mataku! Apa dikira aku sudah tidak punya keinginan…? Sialan betul!” kata Dewa Orok dalam hati. Dia lalu alihkan pandangannya pada jurusan lain. Saat itulah sepasang matanya melihat bundaran karatnya yang masih mengapung di udara.


Entah untuk menaik perhatian orang atau secara tidak sengaja, Dewa Orok berteriak.


“Dotku…. Mana dotku…. Tolong ambilkan!”


Mungkin karena sudah tenggelam dalam kemesraan, baik Ratu Pemikat maupun Iblis Rangkap Jiwa tidak hiraukan teriakan Dewa Orok, membuat pemuda ini kembali berteriak. Tapi meski teriakan Dewa Orok begitu keras, Ratu Pemikat dan Iblis Rangkap Jiwa tetap teruskan peluk ciumnya.


“Setan! Mereka pura-pura tidak atau….” Dewa Orok kerjapkan sepasang matanya. Saat lain dia coba kerahkan tenaga dalamnya. Lalu mulutnya menguncup.


Wuuuutt!


Dari mulut Dewa Orok melesat angin tidak begitu keras. Namun anehnya mampu membuat pakaian Ratu Pemikat tersingkap.


Menduga yang lakukan singkapkan pakaiannya adalah tangan iblis Rangkap Jiwa, Ratu Pemikat cepat tarik wajahnya. Kedua tangannya bergerak ke belakang untuk tutup pakaiannya yang terbuka. Namun perempuan ini jadi terkesiap. Karena bagaimanapun dia coba tutupkan pakaiannya, pakaiannya tetap berkibar-kibar terbuka!


Sementara Iblis Rangkap Jiwa yang tahu akan tindakan Dewa Orok, segera lepaskan rabaannya pada dada Ratu Pemikat. “Jahanam itu mengganggu kesenangan orang!” desisnya. Serta-merta sosoknya melesat ke arah Dewa Orok. Saat lain tangan kanan kirinya bergerak terangkat.


“Tunggu!” teriak Ratu Pemikat. “Biar dia aku yang mengurus!”


Entah karena sudah tidak dapat lagi menahan gejolak amarahnya karena kesenangannya terganggu, Iblis Rangkap Jiwa tidak pedulikan lagi teriakan Ratu Pemikat. Kedua tangannya terus bergerak lakukan hantaman ke arah kepala Dewa Orok.


Di hadapannya, Dewa Orok hanya dapat buka mulutnya tanpa keluarkan suara. Malah bersamaan dengan itu sepasang matanya terpejam rapat. Pemuda ini seakan sudah pasrah.


“Celaka kalau dia benar-benar lakukan itu!” gumam dengan tercekat. Sosoknya berkelebat. Lalu mendorong Dewa Orok hingga sosoknya jatuh tersungkur di atas tanah. Tapi hal itu menyelamatkannya dari hantaman kedua tangan Iblis Rangkap Jiwa.


“Dotku… Dotku…!” seru Dewa Orok begitu buka kelopak matanya serta melihat dirinya selamat dari hantaman kedua tangan Iblis Rangkap Jiwa.


Plaaakk! Plaaakk!


Kepala Dewa Orok sedikit tersentak ke samping kiri kanan terkena tamparan kedua tangan Ratu Pemikat.


“Manusia edan! Dot bulukan begitu rasanya lebih berharga dari nyawanya!” desis Ratu Pemikat. Serta-merta perempuan ini melompat. Tangan kanannya menyambar bundaran karet milik Dewa Orok yang mengapung di udara.


Melihat hai itu, Dewa Orok yang terkapar di atas tanah segera berteriak. “Kalau kau sampai merusak dotku, kau tak akan mendapat keterangan apa-apa dariku!”


Ratu Pemikat pandangi Dewa Orok dengan senyum dingin. Lalu melangkah ke arah Dewa Orok. Namun langkah perempuan ini tertahan karena iblis Rangkap Jiwa telah tegak di hadapannya dengan kedua tangan mengembang.


“Acara bisa kita lanjutkan nanti!” ucap Ratu Pemikat seraya tepis kedua tangan Iblis Rangkap Jiwa. Namun mungkin agar tidak membuat Iblis Rangkap Jiwa tersinggung, Ratu Pemikat sorongkan wajahnya dan mencium wajah iblis Rangkap Jiwa.


Iblis Rangkap Jiwa kembali hendak lingkarkan kedua tangannya. Namun sebelum sempat menyentuh pinggang Ratu Pemikat, perempuan bertubuh bahenol ini telah berkelebat ke arah Dewa Orok.


Tanpa berkata lagi, Ratu Pemikat angkat tubuh Dewa Orok lalu diletakkan di atas pundaknya. Kejap lain dia berkelebat.

मूल्याङ्कन र समीक्षाहरू

१.०
१ समीक्षा

यो इ-पुस्तकको मूल्याङ्कन गर्नुहोस्

हामीलाई आफ्नो धारणा बताउनुहोस्।

जानकारी पढ्दै

स्मार्टफोन तथा ट्याबलेटहरू
AndroidiPad/iPhone का लागि Google Play किताब एप को इन्स्टल गर्नुहोस्। यो तपाईंको खातासॅंग स्वतः सिंक हुन्छ र तपाईं अनलाइन वा अफलाइन जहाँ भए पनि अध्ययन गर्न दिन्छ।
ल्यापटप तथा कम्प्युटरहरू
तपाईं Google Play मा खरिद गरिएको अडियोबुक आफ्नो कम्प्युटरको वेब ब्राउजर प्रयोग गरेर सुन्न सक्नुहुन्छ।
eReaders र अन्य उपकरणहरू
Kobo eReaders जस्ता e-ink डिभाइसहरूमा फाइल पढ्न तपाईंले फाइल डाउनलोड गरेर उक्त फाइल आफ्नो डिभाइसमा ट्रान्स्फर गर्नु पर्ने हुन्छ। ती फाइलहरू पढ्न मिल्ने इबुक रिडरहरूमा ती फाइलहरू ट्रान्स्फर गर्नेसम्बन्धी विस्तृत निर्देशनहरू प्राप्त गर्न मद्दत केन्द्र मा जानुहोस्।