Konflik yang menguras jiwanya itu membawanya mengingat kembali, flash back, bagaimana kehidupan membawanya dari seseorang yang meski berasal dari golongan santri, kemudian menjadi ibu nyai muda, lalu kembali tidak menjadi ibu nyai lagi.
Saat suaminya meninggal, dia masih menjadi ibu nyai muda selagi tinggal di rumah mertuanya. Tetapi begitu ditarik ibunya ke kota kecilnya, dan dia melakukannya meski dengan sangat berat hati, otomatis status ibu nyai itu tidak lagi miliknya.
Nadira meninggalkan banyak hal di kota almarhum suaminya. Kembali ke ko kota kecilya, seolah Nadira kembali ke titik Nadir. Tapi Tuhan yang maha baik pada yatim yang menjadi beban hidupnya kini, memberinya jalan keluar.
Hanya saja jalan ini bukan umumnya jalan karir dan kehidupan yang ditempuh para pendahulunya dalam keluarga besar. Sehingga seringkali Nadira merasa di tempat yang salah. Merasa tidak tepat. Dia pernah terengah–engah, bangun dari mimpi. Yang baginya sepertinya buruk tetapi juga berhikmah. Yang menggambarkan bagaimana kehidupannya saat ini. Ketika dia menyeberang dari seseorang yang dianggap punya status mulia yaitu ibu nyai. Menjadi seorang seniman dan penulis, yang notabene dipandang sebelah mata oleh keluarganya yang ketat darah santrinya. Seniman dianggap menyimpang dan semacamnya.
Sekarang boleh jadi dia menyesal karena tidak lagi menjadi bu nyai. Tapi apakah menjadi sastrawan tidak bisa mulia? Dari Manakah Mulia Bermula
DIAN NAFI
Undip Architecture graduates who like to travel and write fiction and non-fiction about Islam, pesantrenan, femininity, parenting, entrepreneurship and self-development. Gramedia Academy Coach, Women Will Mentor by Google, Trainer Hasfa Camp, Public Speaker. Author 28 books and 86 anthologies in 17 Indonesian publishers. Blogger www.dian-nafi.com; www.hybridwriterpreneur.com; www.writravelicious.com; www.demagz.web.id; www.hasfa.co.id;
Her profile was published in Medan Analysis Daily (2011) Indonesian Women's Author and Writers Profile Book (KosaKataKita, 2012) Jawa Pos-Radar Semarang (2013) TV Paragraph (2014) Sindo Newspaper (2014) Central Java Tribun (2015) Nakita (2016) TVKU (2018) Kabare Semarang (2019)
Favorite Winner of LMCR ROHTO 2011 and 2013. Selected Writer Writer of PBA and KPK 2011, Writer Selected WAS Kompas Short Story 2012, Nominee Non Fiction Favorite Award of Indonesian Readers Award 2012. PSA Awardee 2013. Narrative Month Awardee 2014. PSA Awardee 2014. Nominee Favorite Fiction Award Indonesian Readers 2016. Recipient of Literacy Appreciation from the Regent of 2017. Wins the Selection of the Central Java Language Center 2018 Competition. Finalist IBT Tempo 2018 Fellowship. Paper Presenter at International Conference at Radboud University Nijmegen The Netherlands 2019.
Activists of many writing communities, blogger communities and other communities; Chairman of NU Demak Fatayat Research and Development; Bekraf CodingMum Research and Development; Chairperson of Demak's GOW (Women's Association) Organization Division, Chairperson of Demak's Regional Council for Literature (DKD).
Email : [email protected] IG: @diannafi Twitter: @ummihasfa