Naira terpaksa menjual kehormatannya demi mencukupi kebutuhannya dan juga ayahnya. Namun nahasnya, semua yang ia rencanakan tidak sesuai yang dibayangkan. Bagian masa lalunya hadir membayangi dan mengikatnya dalam ketidakberdayaan.
Bertubi-tubi penderitaan dan permasalahan menimpanya. Dari mulai kehilangan ayahnya yang ia perjuangkan, kehamilan, dan kebenaran yang membuatnya terguncang.
"Karena emosi selalu berhasil mempermainkan akal dan nurani manusia."