Melihat suatu kenyataan aneh yang belum pernah dilihat Hamida sebelumnya, mata ibunya terpaku melihat perutnya. Pandangan itu muram menakutkan yang menjadikan seluruh tubuhnya gemetar. Jari ibunya yang besar-besar itu mencengkam di sekitar tangan Hamida yang kurus itu. ‘Buka pakaian sekolahmu!’ Hamida patuh. Ia mengenakan gallabiyya dan bersandar ke dinding, sambil menemukan suatu tumpak cahaya mentari lalu duduk. Pada waktu senja, anak-anak laki-laki dan perempuan di lingkungannya akan berkumpul di sekelilingnya. Mereka akan berlarian ke jalan dan bermain petak umpat, atau main koboi-koboian, atau ‘ular sudah pergi, pergi’ atau ‘sebutir garam’, atau‘ Hamida mempunyai seorang bayi.’ Bagaimana dengan Hamido? Apa yang terjadi pada dirinya? Dengan suatu ketepatan dan intensitas hipnotis, Nawal El Saadawi menelusuri konflik-konflik seksualitas, kelas dalam masyarakat, gender, dan kekerasan yang dilakukan oleh pihak militer, semua ini begitu mendalam sampai ke lubuk jiwa. Ditulis dalam bentuk sinematik pada realisme magis, The Circling Song adalah novelnya yang sangat orisinil.
Nawal El Saadawi—seorang novelis Mesir, dokter, dan penulis militan tentang masalah-masalah perempuan Arab serta perjuangan mereka untuk kebebasan—dilahirkan di desa Kafr Tahla. Karena menolak menerima batas-batas yang ditimpakan oleh penindasan yang bersifat keagamaan maupun bersifat penjajahan terhadap kebanyakan perempuan yang berasal dari daerah pedesaan, ia memenuhi persyaratan sebagai seorang dokter pada tahun 1955 dan sejak itu kariernya menanjak terus sampai menjadi Direktur Kesehatan Umum di Mesir. Sejak mulai menulis yaitu lebih dari 25 tahun yang lalu, pusat perhatian buku-bukunya selalu pada kaum perempuan.
Tahun 1972, karya nonfiksinya yang pertama berjudul Women and Sex, telah menimbulkan pertentangan di kalangan tertinggi para pejabat politik dan keagamaan, sehingga Kementerian Kesehatan didesak untuk memberhentikan dari jabatannya. Dalam tekanan seperti itu pula, ia kehilangan jabatannya sebagai Editor Kepala dari sebuah jurnal kesehatan dan sebagai Asisten Sekretaris Jenderal pada Perkumpulan para Dokter di Mesir. Dari tahun 1973-1976, ia meneliti mengenai kaum perempuan dan neurosis pada Fakultas Kedokteran, Universitas Ain Shams; dari tahun 1979-1980 ia menjadi Penasihat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Program Perempuan di Afrika (ECA) dan Timur Tengah (ECWA). Kemudian pada tahun 1980, sebagai puncak dari perjuangannya yang lama untuk kebebasan kaum perempuan secara sosial dan intelektual—sebuah kegiatan yang menutup segala bidang jabatan resmi baginya—ia dipenjarakan di bawah pemerintahan Presiden Anwar Sadat. Semenjak itu, ia mencurahkan waktunya untuk menjadi seorang penulis, jurnalis, dan pembicara tentang masalah-masalah kaum perempuan di seluruh dunia.
Dengan diterbitkannya buku berjudul The Hidden Face of Eve: Women in the Arab World pada tahun 1980 oleh Zed Books, maka pembaca yang berbahasa Inggris untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada karya Nawal El Saadawi. Zed Books juga telah menerbitkan dua buah novelnya yang telah diterbitkan terlebih dahulu, Women at Point Zero (1983) dan God Dies by the Nile (1985). Nawal El Saadawi telah menerima tiga hadiah sastra.