Upaya menggabungkan dua media kreatif, yaitu fotografi dan puisi menjadi awal terciptanya antologi pusi fotografi ini. Saling memperkuat dalam balutan sinergi ini menjadikan karya fotografi memberikan sentuhan dan penguatan terhadap sebuah puisi, demikian juga karya puisi menghasilkan makna lebih kuat dengan kehadiran sebuah karya fotografi. Kreativitas dalam menghasilkan karya baru ini diharapkan dapat memberikan dorongan dalam terwujudnya dokumentasi terhadap sebuah karya.
“Puisi dan fotografi merupakan dua bidang kerja kreatif yang memiliki kekhususan dalam penciptaan. Saya sampaikan penghargaan yang tinggi kepada penyair dan fotografer yang telah melahirkan karya sinergis ini untuk menyemarakkan kegiatan kreatif di tanah air. Semoga masyarakat dapat menerima manfaat sekaligus memberikan apresiasi terhadap karya ini,” ujar Dr. Ing. Abdur Rohim Boy Berawi, Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) RI.
[UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]
Setelah antologi puisi pertamanya yang berjudul “Di Balik Lensa Kata” mendapat sambutan yang hangat di kalangan masyarakat pembaca, Novi terpantik untuk terus produktif mencipta puisi. Hanya dalam masa beberapa bulan setelah kumpulan puisi pertamanya diluncurkan, dia kembali menghadirkan karya kreatif yang diberi tajuk “Bingkai Kehidupan”. Dalam antologinya yang kedua ini tampak bahwa dia tetap konsisten pada jalur puisi fotografi. Akan tetapi,dalam antologi puisi yang kedua ini penyair sengaja menampilkan kebaruan, inovasi, dan variasi berupa kategorisasi sajak dalam topik-topik tertentu.
Doktor sastra lulusan universitas di Korea ini sudah sejak lama berkecimpung dalam jagat perpuisian. Sebagian besar karya ilmiah yang ditulis oleh penyair yang sehari-harinya adalah dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM ini selalu bersentuhan dengan dunia puisi. Mata kuliah yang diampunya, yakni “Teori Puisi” secara langsung juga memiliki relasi dengan puisi. Novi Indrastuti juga sering diminta untuk membaca puisi, baik di dalam maupun di luar negeri. Karena kecintaannya pada puisi, dia pun bertekad mengembangkan dan memperkenalkan puisi Indonesia di mata dunia maupun di tanah air tercinta.
Novi Siti Kussuji lndrastuti lahir di Jogiakarta pada 5 November. Novi, demikian panggilan akrabnya, sehari-harinya mengabdikan diri sebagai staf pengaiar Jurusan Sastra lndonesia, Fakultas llmu Budaya, Universitas Gadiah Mada. Selain mengaiar di fakultasnya, dia iuga mengampu mata kuliah bahasa indonesia di fakultas lain di lingkungan UGM dan beberapa universitas di Jogiakarta.
Pengalamannya mengajar bahasa lndonesia cukup memadai, bahkan dia iuga pernah mengaiar bahasa indonesia untuk orang asing di Learning Bahasa lndonesia as a Foreign Language (LBlFL), The indonesian Language and Cultural Learning Service (lNCULS), Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM, dan Pusat Studi Korea (Puskor) UGM.
Novi memperoleh gelar sariana (5-1) dari Fakultas Sastra UGM dan menyelesaikan S-2nya pada Program Pascasariana, Universitas Gadiah Mada. Gelar Doktor (5-3) dalam bidang bahasa dan sastra diraihnya dari Kyungnam University, Korea Selatan, pada 2008. Beberapa buku yang telah ditulisnya, antara lain Mengasah Keterampilan Berwicara; Kamus Korea-lndonesia, lndonesiaKorea, dan sebagainya.
Berawal dari pengalaman kolaborasi untuk menyusun buku antologi puisi fotografi “Di Balik Lensa Kata”, Harno Depe merasa tertantang untuk menghadirkan nuansa yang berbeda pada buku antologi puisi fotografi kedua. Dalam “Bingkau Kehidupan” ini, satu foto digunakan untuk membingkai satu topik yang berisi beberapa puisi. Tantangannya lebih besar karena harus memahami beberapa puisi dalam satu topik, dan menentukan secara tepat sebuah foto yang mewakili nuansa dari puisi tersebut. Harapannya agar pembaca dapat berhenti sejenak ketika berganti topik, menyiapkan diri untuk berkontemplasi untuk hanyut dalam untaian kata dari puisi yang tersaji.
Prof. Dr. Harno Dwi Pranowo , kesehariannya tugasnya sebagai dosen di Departemen Kimia FMIPA UGM. Kegiatan fotografinya lebih banyak dipupuk dari kegemaran dan perkenalannya dengan komunitas penghobi fotografi. Kebiasaan menggunakan kamera dalam setiap perjalannya inilah yang terus diasah dalam setiap perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia dan ke manca negara di saat menunaikan tugas dan perjalanan pengembangan keilmuannya. Keterlibatanya menemani mahasiswa yang memiliki minat fotografi di Unit Kegiatan Mahasiswa bidang Fotografi UGM yang dikenal dengan sebutan UFO (Unit Fotografi Universitas Gadjah Mada), memberi kesempatan untuk makin menyatu dengan kegiatan fotografi.