“Buku ini disusun dengan niat sederhana: mengenang Wan Oji. Namun jika kita membaca seluruh isinya, maka kita mendapati bahwa di hampir seluruh isi buku, melampaui niat itu. Terpacak di sana, serentet persoalan yang membuat galau banyak menyoal apa yang selama ini menjadi perhatian dan kerja yang telah dilakukan Wan Oji. Berbahagialah, Wan Oji. Sebab di dalam tulisan-tulisan itu, ia tidak tampil sebagai inti kisah, tetapi sebagai subyek pengantar kisah, di mana di dalamnya ada persoalan-persoalan yang layak untuk menjadi perhatian bagi mereka yang menaruh perhatian dan terlibat terhadap apa yang disebut sebagai gerakan sosial. Maka terpampang di sana, mulai dari permasalahan moral, pembangunan organisasi, strategi sampai perihal regenerasi.Kami berdua sebagai penyunting, secara teknis, hanya mencoba menyusun dan mensistematisasikan tulisan-tulisan yang ada ke dalam bab-bab, yang semoga bisa membantu untuk memudahkan membaca segenap persoalan yang ada. Kami bahkan, tidak berkehendak untuk menyeragamkan cara orang memanggil Wan Oji, kami biarkan ekspresi personal mengenai panggilan itu apa adanya, ada yang memanggil: Ozi, Oji, Ojie dan lain-laian. Dan atas alasan serupa, kami tidak menerjemahkan tulisan berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.” Pengantar penyunting.