"""Tiara, ingin menjadi angin. Ia ingin bertiup, berputar, dan bergerak sesukanya. Ia ingin mandiri, jauh dari bayang-bayang kesuksesan kedua kakaknya. Tiara lalu mengabdikan dirinya sebagai guru, jauh di desa terpencil. Apakah ia akan bertemu badai? Yan, seorang lelaki laut yang åÒkehilanganåÓ sosok bapak. Tempaan keras kehidupan membuat wataknya keras dan kasar, padahal ganasnya ombak di lautan tak bisa dikalahkan dengan kemarahan dan kekerasan. Terbukti! Yan diberhentikan karena memukul sang nakhoda, lalu diturunkan ke daratan. Sanggupkah Yan mengubah dirinya di daratan? Latifah, seorang wanita sunyi. Bisu dan tuli sejak lahir. Dalam kesunyiannya itulah ia berusaha menaklukkan badai demi badai dalam hidupnya. Kehilangan ayah, kehilangan anak, lalu kehilangan suami. Ah, mampukah ia terus bertahan? Wanita di Lautan Sunyi adalah jalinan kisah ketiganya. Tiara, Latifah, dan Yan dengan balutan masalah masing- masing. Mereka bertemu pada satu titik, lalu terjadilah berbagai peristiwa yang mengubah garis hidup mereka. åÒMembuat kita berpikir apa yang sudah kita lakukan untuk saudara-saudara kita yang åÔterpinggirkanåÕ seperti Latifah.åÓ åÑAry Nilandari, penulis åÒSebuah roman yang kaya dengan unsur kearifan lokal. Nurul membuktikan kepiawaiannya bercerita dengan langgam bahasa yang seada dengan nuansa setting Kalimantan Timur yang jarang diangkat oleh penulis lain. Filosofi laut, pantai, angin, dan gelombang seperti terpasang pas dengan karakter dan adegan demi adegan. Oh, saya pun sempat tersenyum dengan petikan syair åÒJeritan HatiåÓnya Meggy Z. Sungguh manis dan liris.åÓ åÑIfa Avianty, penulis"""