OHH! SUGAR HUSBAND!

TRACED COLLINS, pria sudah berusia empat puluh tahun lebih. Masih lajang. Calon pendonor dengan benih sangat bagus.

JEANNY WILSON, perempuan dua puluh tujuh tahun. Siap mengandung buah hati Traced. Tentu, mempunyai rahim sehat dan subur.

"Kita bukan musuh. Kau setuju, Jea?"

"Jika kita bermusuhan, pasti tidak akan berjalan lancar rencana bibi memberi kau cucu," ujar Jeanny dengan gaya menyindir terang-terangan.

"Kau benar juga, Jea. Kita harus akur supaya bisa bercinta yang panas."

"Kalau kau sinis terus padaku, kau tidak akan bisa menikmati permainanku di ranjang nanti. Kau akan menyesal."

"Perlu aku jelaskan, Jea? Sepertinya kau bingung dengan kata-kataku."

"Harus kau jelaskan." Jeanny tekankan kembali kata-kata yang diucapkannya.

"Aku tidak mau kau mengandung benih dariku lewat cara inseminasi. Aku mau kau dan aku membuatnya alami."

"Kita lakukan hubungan seks. Aku akan berikan benihku secara langsung ke dalam rahimmu, Jeanny Wilson."

"Ah, satu lagi ...."

"Kita akan menikah karena aku tidak mau punya anak tanpa ikatan." Traced berkata santai, tapi suaranya berat.

..................

Jeanny Wilson sudah telanjur berjanji untuk memberikan cucu pada bibi kesayangannya, Sally Collins.

Inseminasi buatan jadi satu-satunya cara bagi Jeanny bisa hamil anak dari Traced Collins. Namun, percobaan perdana ternyata tak buahkan basil.

Masalah muncul saat Traced tahu soal rencana ibunya. Ia tak bisa menerima. Ingin dimiliki anak setelah menikah.

Maka dari itu, Traced mengajak Jeanny untuk terikat dulu dalam pernikahan, baru benihnya boleh diberikan pada wanita itu sebagai calon bayi.